Departemen Kriminologi FISIP UI menggelar kuliah umum awal semester bertajuk Demokrasi, Toleransi dan Peran Kepolisian dengan narasumber Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. Kuliah umum tersebut dilakukan di Auditorium Juwono Sudarsono (2/9).
Dalam paparannya Kapolda Metro Jaya mengutip buku dari Samuel P. Huntington dalam bukunya “The Clash of Civilizations” bahwa nanti itu ada benturan – benturan peradaban, seperti peradaban barat dengan timur, peradaban barat dengan Islam, dsb. “Kondisi sekarang itulah yang kita lihat saat ini”. Kapolda Metro Jaya mengatakan bahwa partisipasi masyarakat itu meningkat ditandai dengan peran legislatif yang semakin menguat serta bisa melakukan koreksi-koreksi terhadap Pemerintah, kemudian media menjadi kontrol sosial dan tidak ada lagi pembredelan, civil society dan juga penegakan HAM serta supremasi hukum dsb, menjadi keuntungan suatu negara dalam berdemokrasi
Ada kelemahan – kelemahan di negara kita dalam proses demokrasi, yang pertama demokrasi belum dewasa, masyarakat menganggap demokrasi itu bebas tanpa batas. Padahal ada aturan-aturan hukum ketika seseorang itu menyampaikan aspirasinya, batasan itu antara lain menghormati hak-hak orang lain, menghormati nilai-nilai masyarakat yang ada di sekitarnya, menjaga keamanan dan ketertiban serta yang paling penting menjaga persatuan dan kesatuan.
Tetapi in the name of democration bahwa demokrasi dianggap bebas tanpa batas sehingga pada tahun 1998 keatas muncul yang namanya euforia demokrasi yakni pemaksaan kehendak, anarkisme sosial muncul dan menjadi tantangan kita semua. Bahkan sekarang di era 2015-2019 politik identitas semakin menguat contohnya Pilkada DKI serta Pilpres 2019
Perbedaan – perbedaan itu adalah kekayaan bangsa ini.Tapi kalau kita memulai mencari perbedaan tersebut maka siap-siap akan terjadi disintegrasi bangsa ini. Tetapi jika kita melihat persamaan diantara perbedan – perbedaan yang ada maka jika dunia ini kiamat bangsa ini akan tetap ada.