International Postgraduate Students Conference on International Relations (IPGSC) merupakan acara dua tahunan yang diselenggarakan oleh Program Studi Pascasarjana Departemen Hubungan Internasional FISIP UI, tahun ini IPGSC diselenggarakan pada 4 dan 5 Oktober 2023 di Auditorium Mochtar Riady.
Sejak tahun 2018, IPGSC berfokus pada misi menghubungkan mahasiswa pascasarjana dari seluruh dunia untuk memberikan ide karya ilmiah dan mempublikasikannya. IPGSC menyambut berbagai mahasiswa pascasarjana untuk berpartisipasi dalam diskusi dan workshop tentang isu-isu kontemporer.
Tahun ini, di IPGSC ketiga, akan merefleksikan tantangan-tantangan manusia yang ditimbulkan oleh zaman antroposen, yang baru-baru ini dibahas dalam konteks hubungan internasional. Permasalahan seperti kesenjangan, kemiskinan, dan kelaparan merupakan konsekuensi sosial yang tidak dapat diatasi secara sepihak.
Permasalahan ini muncul dalam interaksi antara negara maju dan negara berkembang, kerangka tata kelola global, dan hak-hak kelompok rentan pada zaman Anthropocene. IPGSC 2023 bertujuan untuk fokus mengeksplorasi hubungan antara hubungan internasional dan isu-isu kritis ini dengan tema utama “Hubungan Internasional di Antroposen”.
“Saya sangat bersemangat karena tahun ini topiknya sangat tepat waktu yaitu Hubungan Internasional di Antroposen. Kita semakin sadar bahwa perubahan di lingkungan kita, dari suhu yang lebih hangat hingga kekeringan dan banjir yang lebih sering terjadi, merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia,” ujar Dekan FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto saat membuka acara tersebut.
Menurut penelitian bahwa perubahan iklim saat ini disebabkan oleh manusia. Kesadaran ini mendorong diperkenalkannya konsep Anthropocene yang pertama kali dicetuskan oleh Paul Crutzen dan Eugene Stoermer pada tahun 2000.
Prof. Aji mengingatkan akan krisis iklim yang sudah terasa saat ini. “Penting untuk diingat bahwa bencana iklim pasti bersifat global dan transnasional. Dampak kebakaran hutan di Kalimantan terhadap kualitas udara di Malaysia yang terjadi saat ini merupakan salah satu contoh krisis iklim yang bersifat transnasional,” jelasnya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dan setiap harinya menghadirkan narasumber yang berbeda di bidang keamanan, ekonomi dan masyarakat transnasional. Sebagai narasumber yaitu Kenki Adachi (Ritsumeikan University), Helena Varkkey (Universiti Malaya), Manoj Kumar (Jindai School of International Affairs), Louis O’Sullivan (Unisversity of Leeds), Lena Rethel (University of Warwick) dan Adam Tyson (University of Leeds).
Penting bagi ilmu hubungan internasional untuk menyesuaikan fokusnya dan mengenali bumi sebagai sistem kompleks yang saling berhubungan, dengan mengintegrasikan konteks Antroposen ke dalam teori dan praktiknya. Hal ini mencakup pengakuan bahwa aktivitas manusia, di mana pun lokasinya, mempunyai dampak besar terhadap ekosistem global. Dengan hal ini, ilmu hubungan internasional dapat lebih siap untuk memahami dan mengatasi berbagai krisis yang akan datang, atau bahkan sedang berlangsung, yang mengancam umat manusia.