Pilih Laman

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi sebagai Staf  Ahli  Bidang  Diplomasi  Ekonomi Kementrian Luar Negeri menjadi pembicara pada International Relation Project UI 2019 di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI pada tanggal (8/11) yang diadakan oleh Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia

Secara strategis dan ekonomis, partisipasi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan industri strategis nasional di bidang pertahanan. Diplomasi ekonomi juga dilakukan oleh Indonesia. Seperti diplomasi ekonomi 4.0 yang disampaikan oleh Ina Hagniningtyas Krisnamurthi sebagai Staf  Ahli  Bidang  Diplomasi  Ekonomi Kementrian Luar Negeri.

“Diplomasi ekonomi adalah diplomasi modern karena pada tahun 2008 orang baru sadar adanya globalisasi. Perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi, membuat perubahan mendasar terhadap bentuk, metode, alat dan prinsip dari diplomasi. Perkembangan ini terjadi setelah perkembangan teknologi setelah revolusi industri 3.0 yang terjadi sekitar tahun 70an sampai dengan 90an” ujar Ina Hagniningtyas.

Ina Hagniningtyas juga menjelaskan, perubahan mendasar dampak dari diplomasi globalisasi adalah aktor diplomasi makin beragam semua ingin ikut berdiplomasi, teknologi menjadi bagian dari diplomasi karena kecanggihan teknologi sekarang ini diplomasi bisa melalui email, whatsapp dan lain sebagainya hal ini sangat berdampak luas maka dari itu perlu adanya strategi komunikasi massa yang baik.

Sebagai diplomat tidak hanya melakukan perundingan isu-isu tradisional tapi juga berfikir mengenai isu-isu non tradisional untuk memenangkan perundingan diplomasi. Isu-isu tradisional ini mengenai perdagangan, UMKM, development (pembangunan kapasitas, keamanan cyber dan transfer teknologi). Sedangkan isu-isu non tradisional dibagi menjadi dua, yaitu isu-isu tematik seperti gastro-diplomacy dan fashion-diplomacy serta ekonomi digital (digitalisasi dan e-commerce) dan ekonomi kreatif.

Prioritas politik luar negeri Indonesia juga menerapkan 4+1 untuk 5 tahun ke depan yaitu melihat diplomasi Indonesia yang berhasil memperjuangkan kepentingan nasional dan diplomasi Indonesia yang terus dapat berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Penguatan antara lain dilakukan pada pelaksanaan diplomasi ekonomi. Prioritas politik luar negeri Indonesia akan bertumpu pada prioritas 4+1, yaitu penguatan diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, meningkatkan kontribusi dan kepemimpinan indonesia di kawasan dan dunia. Plus satu, Kementerian Luar Negeri akan terus memperkuat infrastruktur diplomasi, serta mendidik para diplomat menjadi diplomat handal dan berkualitas.

Sebagai diplomat tidak hanya melakukan perundingan isu-isu tradisional tapi juga berfikir mengenai isu-isu non tradisional untuk memenangkan perundingan diplomasi. Isu-isu tradisional ini mengenai perdagangan, UMKM, development (pembangunan kapasitas, keamanan cyber dan transfer teknologi). Sedangkan isu-isu non tradisional dibagi menjadi dua, yaitu isu-isu tematik seperti gastro-diplomacy dan fashion-diplomacy serta ekonomi digital (digitalisasi dan e-commerce) dan ekonomi kreatif.