Depok, 6 Januari 2025 – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia telah berhasil menyelenggarakan sesi Sidang Terbuka untuk Promosi Doktor Kesejahteraan Sosial dengan promovendus atas nama Anna Sakreti Nawangsari. Pada Senin (06/01/2025), Anna berhasil mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Resiliensi Anak Dalam Pengasuhan Institusi: Tinjauan Teori Resiliensi, Kapital, Sosial, dan Ekologi.”
Dalam sidang ini, Anna secara resmi mendapatkan gelar Doktor dengan predikat “sangat memuaskan”. Dengan pelantikan ini, Anna berhasil menjadi doktor ke-71 dalam bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Dalam disertasinya, Anna menjelaskan korelasi resiliensi dan kepribadian anak dalam proses pengasuhan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, pembahasan difokuskan dalam dua LKSA, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Melalui berbagai pengumpulan dan analisis data, penelitian ini menemukan adanya dua faktor utama terkait pembentukan resiliensi anak, yaitu faktor risiko dan faktor pelindung. Kedua faktor ini memiliki berbagai aspek, misalnya dalam faktor risiko, jenis perilaku anak yang bisa diidentifikasi adalah ragu dalam mengambil keputusan, mudah emosi, atau sulit melupakan masa lalu.
Sementara, untuk faktor pelindung dalam aspek ini adalah rasa optimis, rajin belajar, memiliki rasa tanggung jawab, serta motivasi untuk berkolaborasi dan bekerjasama dengan orang lain. Perilaku ini secara keseluruhan juga dibentuk dari lingkungan sekitar, misalnya LKSA, sekolah, serta tempat lain dimana anak-anak tersebut bermain dan bersosialisasi.
Faktor risiko dan faktor pelindung ini juga dikelompokkan dalam sisi domain, yang mencakup fisik, mental emosional, spiritual, dan ekonomi. Kedua faktor ini saling bergantian dalam mengisi semua domain ini, yang berperan penting dalam perkembangan anak, dan dapat muncul seiring dengan waktu pengasuhan anak di LKSA.
Dengan mempertimbangkan semua faktor dan domain dalam perkembangan kepribadian dan sosialisasi anak, penelitian ini juga menemukan bahwa resiliensi dibentuk melalui kapasitas individu dan lingkungan, yang memberi pengaruh yang besar kepada anak hingga dewasa. Dalam LKSA yang diteliti, Anna menemukan resiliensi yang dimiliki setiap anak dalam institusi tersebut berbeda-beda, sehingga terdapat tiga kelompok tipe resiliensi, yaitu resiliensi hebat, resiliensi pintar, dan resiliensi berjuang.
Anna juga memberikan rekomendasi terkait dengan pengembangan resiliensi anak. LKSA sebagai sebuah institusi harus memberikan dukungan yang komprehensif dan efektif untuk anak yang disesuaikan dengan kepribadian setiap anak.
Perhatian kepada setiap anak secara personal, konseling yang terjadwal, serta perekrutan pengasuh yang fleksibel dan dapat mengasuh anak secara tepat merupakan hal yang harus dilakukan untuk dapat memberi anak ruang aman untuk tumbuh.
Motivasi dan dorongan pengasuh dan institusi dalam pendidikan anak, khususnya melanjutkan studi di perguruan tinggi juga sangat penting, mengingat pendidikan tinggi merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan kesempatan yang lebih luas.
Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto sebagai ketua sidang, dengan Prof. Dra. F. Fentiny, M.A., Ph.D. sebagai promotor, dan Prof. Drs. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes., Ph.D. sebagai kopromotor. Dewan penguji terdiri dari Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D., Dr. Ir. Ekawati Sri Wahyuni, M.A., Dr. Ety Rahayu, M.Si., dan Dr. Dra. Johanna Debora Imelda, M.A.,
Disertasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait dengan faktor perkembangan resiliensi anak, serta menjadi salah satu pedoman bagi para praktisi sosial untuk dapat merancang kebijakan atau ketentuan yang tepat sasaran dalam mendukung pengembangan resiliensi dan kepribadian anak yang tinggal di dalam institusi.
