Danu Patria resmi menjadi Dokter Ilmu Kesejahteraan Sosial dengan judul disertasi “Dinamika Keberlanjutan Penghidupan (Livelihood) Industri Tradisional Furnitur Ukir Jepara” pada Selasa (13/12) di Audiotirum Juwono Sudarsono. Danu mempertahankan disertasinya dihadapan para dewan penguji.
Usaha industri tradisional telah menjadi perhatian nasional dan internasional dengan perkembangan wacana industri sustainability (berkelanjutan) akan tetapi, dalam kenyataannya perkembangan usaha in tidak selalu mengarah pada model usaha berkelanjutan yang lebih baik dari para pelaku yang ada di dalamnya.
Riset ini menampilkan gambaran dilema livelihood pada industri tradisional furnitur Jepara – Indonesia. Fenomena khusus yang terjadi di Jepara adalah kemampuannya untuk bertahan dalam kompetisi dunia usaha modern, dan juga secara menakjubkan menggapai pasar furnitur global.
Di lain hal, Jepara secara mayoritas tetap bertahan dengan metode produksi tradisional. Dalam perhatian ini, studi kualitatif phenomenology dilaksanakan di kota Jepara, Jawa Tengah – Indonesia. Studi dilakukan pada industri tradisional furnitur (usaha kecil dan mikro) rumahan, dengan para pelaku usaha dan pekerja didalamnya yang terdiri dari 18 orang partisipan dan terbagi dalam 4 kategori usaha. Investigasi dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam dengan teknik semi structured yang kemudian dikombinasikan dengan focus group interview.
Riset ini mendeskripsikan tekanan lokal, regional dan internasional yang berakibat implikasi unsustainable yang cukup besar. Implikasi berkisar dari kurangnya campur tangan pemerintah, pendapatan yang tidak memadai, persaingan yang tidak sehat dengan sebagian perusahaan asing yang secara legal dan legal berdiri di Jeparan dan yang paling substansial adalah hilangnya karakter keterampilan seni ukir di Jepara sendiri.
Industri furnitur ukir tradisional Jepara di satu sisi, memiliki warisan sejarah keterampilan budaya ukir, bersama dengan ribuan orang yang bergantung pada jenis mata pencaharian ini (livelihood), dan harus tetap bertahan baik dalam skala pasar lokal ataupun global.
Penelitian ini mengusulkan untuk mempelajari sebuah industri tradisional di Indonesia yang berada di bawah tekanan domestik dan internasional yang signifikan, dalam tujuan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana industri tradisional bertahan, kemudian bagaimana mereka berusaha meningkatkan daya saing (competitiveness) dan apakah industri tradisional tersebut dapat melakukan dengan cara-cara yang berkelanjutan.
Penelitian ini pada intinya berusaha memberikan kontribusi untuk tori tentang industri tradisional di abad 21 dan apakah mereka bekeria dengan praktik-praktik berkelanjutan (sustainability) atau tidak. Keberlanjutan (sustainability) adalah yang tujuan ideal di mana organisasi yang berusaha untuk menghadapi tantangan yang signifikan dalam melakukannya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sementara industri tradisional berjuang untuk bertahan hidup, mereka mungkin tidak melakukannya dengan cara yang berkelanjutan.
Selain itu, dengan maksud peneliti studi ini untuk melanjutkan “Kelangsungan dan Keberlanjutan Industri Tradisional (Survivability and sustainability of traditional industry in the twenty-first century: A case of Indonesian Traditional Furniture SME in Jepara),” yang mengungkapkan bahwa keberlanjutan industri furnitur Jepara sangat dipengaruhi ole strategi diversifikasi mata pencaharian (livelihood diversification).
Temuan dalam studi riset kualitatif ini tentang dilema keberlanjutan furnitur Jepara adalah jelas. Implikasi negative livelihood terbentuk mulai dari kesulitan pemasaran, persaingan/gesekan antar usaha besar dan kecil, problem regenerasi, kesulitan mendapatkan tenaga ahli, hingga minimnya upah, yang kesemua ini diakibatkan secara tidak langsung oleh kurangnya campur tangan pemerintah.
Selain itu kecenderungan pola unsustainable ini, juga ditunjukkan oleh artikulasi empat perspektif livelihood yang memperdalam hal ini melalui essensi livelihood dari, knowledge, politic, dynamic, dan scale.
Pada akhirnya, industry furniture tradisional Jepara ini menerapkan model perkembangan industri “Low Road” untuk menahan pengaruh tekanan lokal dan internasional, yang kemudian secara bertahap berubah, dan melakukan manuver strategis untuk menyesuaikan prosedur dan peraturan kebijakan yang ada gun mempertahankan mayoritas praktik informal dari para pelaku usaha, dan utamanya untuk mempertahankan mata pencaharian produksi furnitur tradisional yang sudah berlangsung secara turun-temurun.