Dosen Hubungan Internasional: Isu Preferential Trade Agreement adalah yang Utama dari Kunjungan Presiden Iran Ke Indonesia

Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi mengunjungi Indonesia selama dua hari mulai Selasa (23/5). Tujuan kedatangan ini untuk memajukan hubungan bilateral kedua negara. Presiden Raisi didampingi Ibu Negara Jamileh Alamolhoda akan diterima oleh Presiden Joko Widodo pada hari di Istana Kepresidenan Bogor (dikutip dari tempo.co).

Kunjungan delegasi tingkat tinggi kedua negara ini bertujuan untuk pertukaran pandangan, menandatangani dokumen kerja sama dalam hal energi, produk kesehatan, pertanian, produk makanan, sains, teknologi, budaya dan bilateral.

Hubungan kedua negara ini telah terjalin sejak tahun 1950, kedua negara memiliki hubungan persahabatan terutama dalam beberapa tahun terakhir telah secara aktif memperluas hubungan dalam hal politik, ekonomi, budaya serta sektor lainnya. Seperti negara Asia, terutama negara mayoritas Muslim seperti Indonesia memiliki tempat khusus dalam strategi pengembangan kebijakan luar negeri Iran.

Agung Nurwijoyo, M.Sc (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional) dalam wawancaranya di TVRI Global, mengatakan bahwa selama periode Ebrahim Raisi, Indonesia adalah negara penting di Asia. Ia percaya pada kunjungan ini Iran memiliki pesan yang jelas yaitu untuk memperkuat hubungan kemitraan kedua negara. Kunjungan ini juga menunjukkan gestur Iran untuk membangun hubungan tidak hanya dengan Indonesia tetapi ASEAN, juga karena Indonesia adalah salah satu mitra strategis di ASEAN.

Lebih lanjut ia menjelaskan, isu Preferential Trade Agreement (PTA) adalah yang utama dari kunjungan ini dan itu didasarkan pada kebutuhan kedua negara untuk membuka pasar baru sehingga perjanjian tersebut adalah sesuatu yang dibutuhkan dari kedua negara, bahwa PTA antara Indonesia dan Iran adalah gerbang untuk mempercepat hubungan antara kedua negara.

“Ini menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan antara dua negara tetapi bagaimanapun kita juga harus menyadari bahwa Indonesia bukanlah mitra perdagangan tradisional untuk Iran. Kedua negara telah benar-benar membangun kembali inisiatif untuk perusahaan di berbagai daerah non tradisional dan saya pikir dalam hal ini ada sesuatu yang lebih penting yaitu perjanjian PTA (Perjanjian Perdagangan Referensial) karena kedua negara membutuhkan mitra perdagangan, misalnya untuk mengekspor minyak sawit dan Iran adalah salah satu mitra potensial untuk mengekspor komoditas ini,” ujar Agung.

Masalah minyak sawit adalah sesuatu yang menarik. Seperti yang kita ketahui Indonesia menghadapi masalah dengan hukum yang membuat sulit untuk mengekspor minyak sawit ke wilayah Eropa, dalam masalah ini Indonesia siap dari Kementerian Perdagangan membuat kerjasama untuk memasuki Timur Tengah sebagai pasar bagi Indonesia untuk mengekspor minyak sawit. RI-Iran akan segera memiliki Perjanjian Tarif Preferensial dan RI-Mesir sudah menandatangani Nota Kesepahaman Pembentukan Komite Perdagangan Bersama.

“Setelah 70 tahun hubungan kedua negara terjalin, di bawah kepresidenan Raisi saya pikir Iran sudah lebih cerdas dan dinamis dalam kebijakan luar negeri nya yaitu dengan mendekati ASEAN,” ujar Agung.

Sebagai penutup Agung menjelaskan bahwa kerjasama budaya dan sosial juga merupakan sesuatu yang penting. Hubungan antara Iran dan Indonesia bukan hanya Government to Government tapi juga perlu memperbesar hubungan dalam People to People, misalnya antara ulama, karena kedua negara ini Muslim yang dominan maka penting untuk memerangi ekstremisme untuk melawan Islamofobia.

Related Posts

Hubungi Kami

Kampus UI Depok
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba
Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia

E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 315 6941, 390 4722

Waktu Layanan

Administrasi dan Fasilitas
Hari : Senin- Jumat
Waktu : 08:30 - 16:00 WIB (UTC+7)
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB (UTC+7)

Catatan:
*) Layanan tutup pada hari libur nasional, cuti bersama, atau bila terdapat kegiatan internal.