Kerja Sama Selatan-Selatan Harus Melibatkan Hubungan Antar Kalangan Akademik dan Antar Universitas

Pada tanggal 11-12 Juni 2025, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menjadi tuan rumah Global South Network (GSN) Forum yang diselenggarakan bersama dengan Beijing Longway Economic and Social Research Foundation, The Institute for a Community with Shared Future, Communication University of China, dan Shanghai Chunqiu Institute for Development and Strategic Studies.

Forum ini mengumpulkan 36 ahli dari delapan negara ASEAN, China dan Timor-Leste untuk bersama-sama mendiskusikan penguatan Kerjasama di antara negara-negara “Selatan” di berbagai bidang. Kegiatan dilangsungkan di Aula Terapung Universitas Indonesia.

Konsep Global South (Negara Selatan Global) kembali mendapatkan sorotan setelah konflik Rusia-Ukraina, mencerminkan dinamika geopolitik yang berubah serta keinginan negara-negara non-Barat untuk memainkan peran yang lebih besar dalam urusan global. Setelah Perang Dunia kedua dan gelombang dekolonisasi, negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berupaya membangun tatanan dunia baru melalui semangat Bandung dan Gerakan Non-Blok.

Namun, hingga kini, sebagian besar negara di Global South masih menghadapi tantangan besar dalam pembangunan dan modernisasi. Pengalaman ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak bisa diseragamkan. Global South kini mulai mencari jalur pembangunan alternatif yang lebih sesuai dengan konteks dan kebutuhan mereka sendiri.

Menurut Yang Ping (Insiator GSN dan Chairman of Beijing Longway Economic and Social Research Foundation), “Sebagai respon atas kebutuhan ini, inisiatif sipil lintas negara bernama GSN dipimpin oleh intelektual dari negara-negara Selatan. “Misinya adalah mengembangkan model pembangunan dan sistem pengetahuan yang berakar pada realitas sejarah, budaya, dan nasional masing-masing negara, serta menggunakannya untuk membimbing arah pembangunan mereka.”

Dalam dunia yang semakin tidak stabil, Global South harus mengambil peran lebih aktif. Intelektual dari negara-negara Selatan harus meningkatkan kesadaran diri dan berkontribusi dalam membangun komunitas global dengan masa depan bersama. Kawasan Asia Tenggara, sebagai tetangga dekat Tiongkok dan bagian penting dari Global South, harus memperkuat solidaritasnya dengan kawasan Selatan lainnya.

“Negara-negara Selatan menghadapi berbagai tantangan, baik yang hadir dari dalam negaranya sendiri maupun dari pengaruh sistem internasional. Kita memerlukan banyak platform untuk membangun gagasan-gagasan sekaligus menjalin hubungan yang lebih erat di antara para cendekia di berbagai negara Selatan untuk menguatkan kerjasama Selatan-Selatan.” tegas Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto.

Lebih lanjut ia mengatakan, “forum ini membuktikan bahwa pengembangan kerja sama di wilayah Selatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, Universitas memainkan peran penting dalam mengakselerasi pengembangan pengetahuan, memperkuat jaringan antar intelektual dan akademisi, dengan tentunya melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas.”

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU mengatakan, “FISIP UI bisa terus terlibat dan memperkuat perannya dalam kerja sama Selatan-Selatan ini, terutama melalui konsorsium atau jaringan negara-negara Selatan di masa depan, serta menghasilkan aksi nyata yang bisa ditindaklanjuti bersama, yang memberi manfaat nyata, baik bagi Indonesia maupun negara-negara Selatan lainnya.”

Menurut Yin Zhingguang ((Profesor politik internasional, Universitas Fudan), “pentingnya saling pengertian dan interaksi yang berkelanjutan antar negara-negara Selatan, khususnya melalui pertukaran mahasiswa dan akademisi.

Ia menekankan bahwa universitas dan kalangan akademik memiliki peran penting, bukan hanya dalam diskusi di tingkat elit, tetapi juga dalam menjangkau masyarakat luas. “Artinya, kerja sama Selatan-Selatan harus melibatkan hubungan antar masyarakat dan antar universitas, bukan hanya antar pemerintah.”

Senada dengan Zhingguang, Syed Faris Alatas (Associate Professor Sosiologi, National University of Singapore) mengatakan, “penting bagi banyak institusi di Global South untuk terlibat secara serius dalam produksi pengetahuan dan pembangunan. Hal ini seharusnya tertanam dalam kurikulum universitas, sehingga menciptakan dampak dan perubahan jangka panjang di tingkat pendidikan.”

“Selain itu, Global South ingin belajar dari Tiongkok, mendukung perannya dalam mendorong multikulturalisme, keberagaman gagasan, serta dalam membayangkan sistem ekonomi yang lebih setara dan inklusif, bebas dari dominasi dan diskriminasi,” jelasnya.

Pada Forum ini dibahas enam topik terkait kemitraan Selatan-Selatan, mulai dari aspek ontologis, model pembangunan, hingga identifikasi potensi kerjasama.

Related Posts

Hubungi Kami

Kampus UI Depok
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba
Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia

E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 315 6941, 390 4722

Waktu Layanan

Administrasi dan Fasilitas
Hari : Senin- Jumat
Waktu : 08:30 - 16:00 WIB (UTC+7)
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB (UTC+7)

Catatan:
*) Layanan tutup pada hari libur nasional, cuti bersama, atau bila terdapat kegiatan internal.