Pemimpin yang sederhana merupakan dambaan rakyat. Karena, lewat pemimpin sederhana, rakyat akan menjadi lebih dekat dengan pemimpinya. Selain itu, dipimpin oleh orang yang sederhana juga akan lebih merakyat tentunya. Tegur sapa lebih mudah, dan rakyat akan merasa nyaman.
Sederhana bukan berarti harus susah. Juga harus miskin, sederhana justru bentuk lain dari tranformasi pemimpin yang dirindukan rakyat. Di mana pemimpin tidak akan lebih kaya dari rakyatnya, juga tidak lebih susah daripada rakyatnya. Antara rakyat dan pemimpin tidak ada batas. Tekad bulat pemimpin sederhana hanya satu, mensejahterakan rakyat. Bukan mensejahterakan diri sendiri. Demikian paparan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dalam Seminar Bersama KPK yang diselenggarakan oleh BEM FISIP UI (27/03).
Abraham juga mencontohkan pemimpin yang sederhana seperti Ahmadinejad, mantan Presiden Iran. Ahmadinejad tidak punya apa-apa, dia pemimpin negara kaya, tapi, hanya punya mobil Peugeot tahun 1978. Ia menambahkan seharusnya pemimpin di negeri ini memperlihatkan kesederhanaan. Seharusnya pemimpin di negeri ini memperlihatkan kesederhanaan. Bukan mempertontonkan kemewahan.
Terlebih, menurut Abraham, pemimpin yang mempertontonkan kemewahan bagian dari menari-nari di atas penderitaan rakyat. Abraham kembali menekankan, kalau ada pemimpin yang mempertontonkan kemewahan—dia adalah ‘pembunuh’ rakyat berdarah dingin. “Kalau ada penjabat yang mempertontonkan kemewahan, dia adalah pembunuh rakyat berdarah dingin.