Membicarakan pengembangan profesi pekerjaan sosial tidak dapat terlepas dari peranan lembaga pendidikan dan para pemangku kepentingan. Hal tersebut dibahas dalam kegiatan lokakarya yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial pada Selasa (05/11). Dengan tajuk “Sinergi Perguruan Tinggi dan pemangku Kepentingan untuk Pengembangan Profesi Pekerjaan Sosial”, lokakarya ini mengundang pembicara dari berbagai pemangku kepentingan yang dikelompokkan menjadi 3 panel diskusi.
Panel pertama membahas mengenai urgensi profesionalitas pekerja sosial dan relawan sosial bagi pembangunan sosial di Indonesia yang disampaikan oleh Prof. Bambang Shergi Laksmono, MSc (Universitas Indonesia) serta peran ikatan pendidikan pekerjaan sosial bagi pengembangan tenaga kesejahteraan sosial profesional yang disampaikan oleh Dr. Abu Huraerah, M.Si (Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial). Aspek kehadiran pekerja sosial dalam pencapaian kesejahteraan sosial di Indonesia dibahas pada panel kedua bersama Drs. Manggana Lubis, M.Si (Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial) dan Ir. Anto Pribadi, MM, MMSI (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia). Sedangkan panel terakhir diisi dengan pembahasan mengenai kontribusi lembaga sertifikasi dan badan sertifikasi sebagai bagian dari peluang dan tantangan pengembangan tenaga penyelenggara kesejahteraan sosial dalam pembangunan sosial di indonesia yang disampaikan oleh Dr. Rudi Saprudin Darwis, M.Si (Lembaga Sertifikasi Pekerjaan Sosial) dan Ir. Asrizal tatang, MT (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Tak ketinggalan pembahasan kontribusi dari Asosiasi Profesi Pekerja sosial untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan pengembangan sumber daya manusia yang disampaikan oleh Dr. Didiet Widowati, M.Si juga ada pada panel terakhir.
Lokakarya yang digelar di Auditorium Komunikasi kampus FISIP UI ini dibuka langsung oleh Dekan FISIP UI, Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc.
