Dalam menghadapi tantangan global yang berat yang menandai era saat ini, Korea Selatan dan Indonesia berada pada titik kritis, dan semakin menyadari pentingnya menjalin hubungan bilateral yang lebih kuat dan saling berhubungan.
Lanskap global yang terus berkembang, yang ditandai dengan ketidakpastian ekonomi, permasalahan lingkungan hidup, dan perubahan geopolitik, telah menggarisbawahi pentingnya negara-negara untuk mendorong kolaborasi dan saling pengertian yang lebih besar.
Menjelang momen penting perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia pada tahun 2023. Tonggak sejarah ini tidak hanya memperingati lima dekade persahabatan diplomatik namun juga berfungsi sebagai platform unik untuk menggali dimensi multifaset dari hubungan dinamis antara kedua negara.
Seminar ini diselenggarakan oleh FISIP UI dengan Korea Foundation dalam rangka mempererat pertukaran dan kerja sama di bidang sosial dan budaya masa depan kedua negara dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Korea Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan pada Senin (6/11) di Auditorium Mochtar Riady.
Sebagai pembicara Prod. Andrew Eungi Kim (Vice President of The World Association for Hallyu Studies, Korea University), Riva Dessthania Suastha (Journalist CNN Indonesia), Dini Hariyani, M.eGM (Awardee of KOICA Scholarship, Yonsei University) dan moderator Getar Hati, Ph.D (Lecture in Social Welfare Departement, Universitas Indonesia).
Salah satu yang menarik perhatian adalah fenomena Korean Wave yang melanda masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Gelombang budaya ini, yang ditandai dengan popularitas besar musik, film, dan serial televisi Korea, telah menarik imajinasi dan antusiasme masyarakat Indonesia dari segala usia.
Prof. Kim mengatakan, hubungan Indonesia dan Korea Selatan terjalin dengan baik, khususnya di bidang budaya. Korea Selatan berusaha mengembangkan strategi untuk mempromosikan kebudayaan kepada negara lain, termasuk Indonesia.
Ia menakankan bahwa mempopulerkan budaya memerlukan investasi dan dukungan pemerintah Korea Selatan sendiri
Menurut Prof. Kim, dengan Indonesia, Korea Selatan merasa hubungan yg terjadi hanya satu arah, di mana budaya Indonesia kurang terasa di sana. Perlu upaya pemerintah Indonesia untuk menyetarakan hubungan antar budaya, dimulai dari kerjasama pendidikan, pertukaran mahasiswa dan pemberian beasiswa bagi WNI yang berminat kuliah di Korea Selatan, termasuk sebaliknya, adanya kerjasama dan dukungan bagi warga negara Korea Selatan dapat belajar di Indonesia.
Acara ini sebagai forum intelektual untuk dialog, pertukaran ide, dan apresiasi budaya, mendorong pertumbuhan bersama, pemahaman dan pengembangan berkelanjutan ikatan sosial budaya antara kedua bangsa.