Senin (3/10/16) FISIP UI mengadakan Seminar Manajamen Stres 2016 bagi mahasiswa. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Yogo Tri Hendiarto, S.Sos., M.Si. (Wakil Manajer Kemahasiswaan FISIP UI). Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Dra. Wisni Bantarti, M.Kes. (Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI) selaku ketua panitia acara. Wisni menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakan acara ini antara lain agar mahasiswa baru FISIP UI memiliki pengetahuan bagaimana mengatasi masalah yang dihadapinya dalam lingkungan perkuliahan serta mengetahui informasi mengenai Badan Konseling Mahasiswa (BKM) di FISIP UI sebagai wadah dalam penanganan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa.
Pembicara kedua adalah Ika Malika, M.Psi. (Konselor BKM). Dalam presentasinya, Ika mengatakan bahwa stres sebagai proses adalah suatu kondisi yang merupakan hasil transaksi antara orang dan lingkungannya yang memandang adanya diskrepansi (nyata atau tidak) antara tuntutan sebuah situasi dengan sumber daya biologis, psikologis, ataupun sistem sosial individu. Stres bisa diakibatkan dari cathastrophic event (bencana alam, musibah kematian, penyakit berat); major life events (pindah rumah, sekolah baru, pernikahan, perceraian); atau chronic circumstances (macet, kepadatan transportasi, cuaca, tugas berat). Menurut Ika, dampak stres dapat dikategorikan dalam dampak Fisik/ General Adaptation Syndrom, yakni perubahan fisiologis (berkeringat, berdebar-debar) dan perubahan pola makan, tidur, serrta aktivitas sehari-hari. Sedangkan dampak Psikologis stres dapat ditandai dengan perubahan Kognitif (sulit fokus, mudah lupa), Emosi (mudah marah, tersinggung), Perilaku (jalan gontai), dan Interpersonal (menyendiri, cari perhatian). Dalam kegiatan ini juga berlangsung sesi diskusi terkait permasalahan yang dihadapi para peserta dan bagaimana cara mengatasinya. Strategi manajemen stres yang diungkapkan dalam kegiatan ini meliputi menghindari stressor, modifikasi stressor, menerima stressor, dan beradaptasi dengan stressor. Stres dapat dihadapi dengan menstabilkan emosi dengan cara melakukan hobi, meningkatkan kualitas spiritual, rekreasi, relaksasi, dan mencari dukungan sosial. Kegiatan ini disambut baik oleh mahasiswa karena mereka dapat menyampaikan kendala-kendala dan mendapatkan solusi dari masalah yang hadapi saat menyelesaikan proses perkuliahan.