7 November 2024 – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah agenda penting dalam demokrasi karena memungkinkan masyarakat untuk terlibat langsung dalam menentukan arah pembangunan daerahnya. Pilkada bukan sekadar prosedur formal, tetapi juga kesempatan untuk mengeksplorasi gagasan. Oleh karena itu, ruang dialog diperlukan untuk mendiskusikan program, visi, dan misi yang ditawarkan oleh para calon Gubernur Jakarta kepada konstituennya.
Jakarta menghadapi berbagai masalah strategis. Isu utama yang perlu ditangani mencakup keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), polusi udara, kemacetan, dan sistem transportasi umum yang belum optimal. Selain itu, penurunan kinerja birokrasi serta tantangan dalam reformasi pelayanan publik juga menjadi perhatian. Di samping itu, meningkatnya masalah kesehatan mental akibat tekanan hidup di kota semakin mendesak untuk diatasi.
Dalam menghadapi Pilkada Jakarta 2024, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (HMIP FISIP UI) mengadakan diskusi publik bertajuk “Dialog Jakarta: Ragam Perspektif Membangun Kota” yang mendatangkan narasumber kandidat Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh Cagub nomor urut 3, Pramono Anung, serta Cawagub nomor urut 2, Kun Wardana—setelah sebelumnya Cagub nomor urut 1, Ridwan Kamil, berhalangan hadir, namun ia segera menjadwalkan kembali kehadirannya di kampus FISIP UI pada Kamis, 14 November 2024, untuk bisa berdialog dan berdiskusi dengan para civitas akademi UI.
Dalam sambutannya, Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, menekankan pentingnya acara dialog terbuka dengan calon pemimpin daerah. “Ini adalah bagian dari pendidikan politik untuk seluruh warga negara, seluruh manusia Indonesia yang bertanggung jawab.”
Prof. Aji juga membahas mengenai isu yang kerap dan akan dihadapi oleh DKI Jakarta, seperti urbanisasi yang tidak terbendung, rencana pemindahan ibu kota negara, serta keterlibatan anak muda dalam pembangunan dan proses pengambilan keputusan.
Diskusi ini bertujuan untuk membahas isu-isu strategis serta menyelaraskan pemikiran akademis dengan program calon pemimpin daerah. HMIP UI menyadari pentingnya peran mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang harus berpikir kritis dalam proses demokrasi ini.
Diskusi ini menghadirkan panelis dari berbagai bidang yang masing-masing menyoroti isu dan program yang diusung oleh para Cagub dan Cawagub, seperti dosen dari FISIP UI, Fakultas Psikologi UI, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.
Acara dibuka dengan pemaparan visi-misi serta program kerja dari kedua pasangan calon, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab panelis dan diakhiri dengan sesi tanya-jawab peserta.
Dalam pemaparannya, Pramono Anung menyampaikan visinya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global serta pusat perekonomian nasional yang berdaya, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Ia menekankan pentingnya layanan dasar yang mencakup pendidikan, kesehatan, lowongan pekerjaan dan pengangguran, transportasi publik, investasi, tata kelola pemerintahan, serta hunian yang layak bagi seluruh warga Jakarta.
Dalam bidang pendidikan, Pramono berambisi memperpanjang program wajib belajar menjadi 12 tahun serta memperluas cakupan Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar lebih inklusif dan tepat sasaran.
Ia juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik dengan memastikan upah minimum regional bagi guru honorer serta menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Di sisi lain, Kun Wardana memaparkan visi yang menekankan pada keamanan melalui harmoni sosial dan digitalisasi untuk kesejahteraan warga. Dengan slogan “Jakartaku Aman karena Indah Adabnya”, Ia berfokus pada reformasi digital demi mendukung taraf hidup dan adab sosial warga Jakarta. Pasangan calon nomor urut 2 melihat adanya kesenjangan digital yang berdampak pada kesenjangan sosial. Oleh sebab itu, Kun berambisi menyediakan internet gratis untuk seluruh rumah di Jakarta.
Kun Wardana juga memperkenalkan konsep Rumah Independen, yang menyediakan layanan konsultasi kesehatan mental secara daring untuk warga yang membutuhkannya. Program lainnya yang diusung oleh pasangan calon ini adalah Warung Independen, yang berfungsi sebagai tempat warga berkumpul dan berdiskusi, serta Blusukan Independen, yang akan dilaksanakan secara daring, untuk memperkuat interaksi antara pemerintah dan masyarakat.
Acara dialog ini diharapkan menjadi wadah eksplorasi gagasan menjelang Pilkada 2024. Melalui diskusi terbuka, peserta diharapkan mampu menguji berbagai tawaran solusi terhadap isu-isu yang ada. Dengan menjabarkan visi-misi calon pemimpin, diskusi ini ingin mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses politik dan mendorong perubahan di masyarakat.