Permasalahan sampah semakin meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, tingkat aktivitas pola kehidupan tingkat sosial ekonomi, serta kemajuan teknologi yang semakin bertambah. Sampah yang dapat mencemari lingkungan ada berbagai jenis, salah satunya adalah sampah plastik.
Center Southeast Asian Studies (CSEAS), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Institute for Global Environmental Strategies (IGES), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia akan mengadakan Seminar dan Kick-Off Meeting sebagai acara pembuka dari pilot project pada Jumat (10/3/2023) di Auditorium Juwono Sudarsono.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para mahasiswa, dosen perwakilan kantin di FISIP mendapatkan pengetahuan pemahaman tentang konsep nudging strategy untuk pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
Pelarangan plastik sekali pakai yang diterapkan oleh pemerintah tidak sepenuhnya efektif untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Untuk mendorong inovasi pengurangan plastik sekali pakai, nudging strategy merupakan teori yang tepat karena penerapannya dilakukan dengan memberikan dorongan dan pilihan kepada masyarakat untuk mengubah perilaku.
Dekan FISIP UI Prof. Semiarto Aji Purwanto mengatakan bahwa, “acara ini penting dan satu momentum untuk kita mulai lagi kampanye pengurangan sampah terutama karena ada kecenderungan akhir-akhir ini untuk menggunakan material berupa plastik dan digunakan sekali pakai kemudian menjadi sampah, nah ini adalah persoalan-persoalan yang kita hadapi sekarang, banyak sampah dari material plastik yang sulit diurai di dalam tanah dan merusak lingkungan.”
“Penggunaan plastik secara berlebihan membawa dampak negatif terhadap lingkungan karena pengelolaannya yang cukup sulit. Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna,” ujar Dra. Jo. Kumala Dewi, M.Sc., Direktur Kemitraan Lingkungan (KLHK).
Plastik sekali pakai yang tidak bisa digunakan berulang kali menyebabkan pertumbuhan sampah plastik yang semakin meningkat. Sampah plastik yang terus meningkat jumlahnya tidak hanya mencemari daratan, melainkan menyebabkan kebocoran sampai ke laut.
Jo menjelaskan bahwa studi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan 89 persen ikan teri yang ditangkap di perairan Indonesia telah tercemar mikroplastik dan setiap orang Indonesia dapat menelan hingga 1.500 partikel mikroplastik dari konsumsi ikan setiap tahun. “Karena permasalahan sampah plastik berdampak besar bagi kehidupan, maka transformasi untuk mengurangi penggunaan plastik harus segera dilakukan,” tambahnya.
Nurul Isnaeni, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan mengatakan bahwa mahasiswa menjadi penting dalam pengurangan penggunaan plastik sekali pakai ini.
Sangat penting bagi kaum muda untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua tingkat proses pengambilan keputusan yang relevan karena hal itu memengaruhi kehidupan mereka saat ini dan berimplikasi pada masa depan mereka. Selain kontribusi intelektual dan kemampuan memobilisasi dukungan, mereka membawa perspektif unik yang perlu diperhitungkan.
“Jadi para mahasiswa FISIP itu penting karena merupakan salah satu jumlah populasi terbesar di kampus, yang paling aktif dalam melakukan kegiatan di kampus, konsumen terbesar dari setiap produk kemasan plastik, mereka juga orang-orang muda terdidik yang mendapatkan akses pengetahuan yang baik, mempunyai keterampilan dan peluang yang bermanfaat,” ujarnya.
Ia menekankan, paling penting dalam zaman yang teknologinya sudah canggih saat ini yaitu mahasiswa memiliki keterampilan yang baik dalam menggunakan media sosial untuk membangun opini publik. Para mahasiswa disini diharapkan menjadi agen perubahan untuk kualitas lingkungan yang lebih baik.
Prof. Semiarto selaku Dekan FISIP berharap “FISIP bisa menjadi bagian terdepan didalam kampanye untuk menggunakan material yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan material plastik secara bijak tidak sekali buang barangkali bisa dipakai beberapa kali lalu ada recycle dan serius dari berbagai material plastik untuk kepentingan pelestarian alam.”