Depok, 3 Oktober 2024 – Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) telah menyelenggarakan Simposium Jurnal Kesejahteraan Sosial pada Rabu (02/10) di Auditorium FISIP UI.
Simposium yang bertemakan “Kerja Sama dan Kolaborasi dalam Menanggapi Masalah Kesejahteraan Sosial di Negara-Negara ASEAN (2025–2030)” ini mengundang akademisi, mahasiswa pascasarjana, dan praktisi untuk berdiskusi mengenai berbagai tantangan kesejahteraan sosial di ASEAN, termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan sosial-ekonomi, perlindungan hak asasi manusia, serta dampak perubahan iklim.
Simposium ini dilatarbelakangi oleh kesadaran kritis bahwa berbagai masalah kesejahteraan sosial di ASEAN perlu diatasi secara bersama-sama dengan membangun inisiatif kolaboratif. Selain itu, kegiatan ini juga memiliki tujuan strategis untuk menjadi forum intelektual yang produktif, menghasilkan diskusi, karya, dan inovasi kebijakan yang relevan.
Dalam sambutannya, Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, mengatakan, “dalam konteks akademik saat ini jurnal menjadi salah satu parameter yang besar.” Ia melanjutkan, “Ilmu Kesejahteraan Sosial bukan hanya melihat dalam satu perspektif, yaitu mikro saja, tetapi juga harus berbicara di level komparasi dengan negara-negara lainnya, khususnya di ASEAN.”
Prof. Aji juga menyampaikan harapannya terkait kerja sama antarnegara. “Berdasarkan data dari ASEAN Socio Cultural Community, diketahui bahwa sekitar 90 juta orang di kawasan ASEAN masih hidup di bawah garis kemiskinan, lalu adanya masalah ketidaksetaraan sosial yang terus meningkat. Dalam konteks ini, menjadi penting untuk kita mengangkat masalah ini, saling bertukar kasus untuk memperoleh solusi, serta mempererat kerja sama antarnegara di kawasan ASEAN.”
Simposium ini menghadirkan empat pembicara utama yang memberikan pandangan mendalam terkait isu-isu kesejahteraan sosial. Dr. Ruddy Kaharudin Gobel (Centre for Policy Development, Australia), membahas mengenai kondisi dan tantangan kesejahteraan yang dihadapi oleh kelas menengah di ASEAN, termasuk dampak inflasi dan stagnasi upah terhadap kesejahteraan sosial.
Dr. Imran (Bupati Kabupaten Subang), menjelaskan strategi Kabupaten Subang dalam meningkatkan kesejahteraan sosial melalui pembangunan dan pengembangan kawasan industri dan infrastruktur strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono (Guru Besar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI), menyoroti kebijakan kesejahteraan Indonesia yang berfokus pada human capital dan mengulas mengenai kebijakan makan bergizi gratis.
Prof. Isbandi Rukminto Adi, Ph.D (Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI), menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara di ASEAN untuk memperkuat posisi kawasan dalam menghadapi tantangan global kesejahteraan sosial di masa depan.
Selain sesi utama, simposium ini juga menyajikan berbagai diskusi panel dan presentasi dengan 15 subtema, yang mencakup: Hubungan Kerja dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan; Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan Kemiskinan; Kebijakan, Perencanaan Sosial, dan Pembangunan Sosial; Perencanaan Strategis dalam Pengelolaan Organisasi Pelayanan Sosial; Evaluasi dan Akuntabilitas Program Pembangunan dan Layanan Sosial; Perubahan Iklim dan Isu Kesejahteraan Sosial dalam Mencapai SDGs; Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan; Potensi dan Dampak Digitalisasi terhadap Kesejahteraan Sosial; Kerentanan Sosial Ekonomi Kelas Menengah; Spiritualitas dan Pembangunan Berkelanjutan; Spiritualitas, Ketahanan, dan Kesehatan Mental; Pengembangan Kota Baru dan Kesejahteraan Masyarakat Adat serta Komunitas Lokal; Kemitraan Internasional antara ASEAN dan Negara-Negara Asia Lainnya; Hak Asasi Manusia dan Layanan Sosial untuk Kelompok Rentan; serta Dinamika Lokal dan Global dalam Pengembangan Desa dan Daerah.
Kerja sama dan kolaborasi kebijakan serta berbagai upaya lainnya menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial, baik di Indonesia maupun di kawasan ASEAN secara umum. Simposium ini diharapkan dapat menjadi forum diskusi produktif yang melahirkan inovasi kebijakan untuk kesejahteraan sosial di ASEAN pada tahun-tahun mendatang.
