Kelas kolaborasi internasional kembali diadakan pada tanggal 12 November 2019 sampai 20 November 2019 di Miriam Budiardjo Resource Centre (MBRC) . Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc., selaku Dekan FISIP UI membuka Kelas Kolaborasi ini. Peserta kelas kolaborasi internasional di ikuti oleh 9 orang mahasiswa program pascasarjana dari University of Melbourne dan 9 orang mahasiswa dari Universitas Indonesia. Universitas Indonesia (UI) telah menjalin kerjasama dengan Universitas Melbourne (UM) sejak 1990-an.
Kerjasama terkini antara UI dan UM tertuang dalam Memorandum of Understanding (MOU) 2018-2023 yang ditandatangani oleh Rektor UI Professor Muhammad Anis tanggal 12 September 2018 dengan Vice-Chancelor UM Professor Carolyn Evans pada tanggal 8 Oktober 2019. Kelas kolaborasi antara kedua universitas dilaksanakan antara FISIP UI dan FA UM berjudul Is Indonesia Rising? telah dilaksanakan pada tahun 2017 dan 2018 dan melibatkan dosen dan mahasiswa dari kedua universitas.
Rangkaian kegiatan kelas kolaborasi ini memiliki 3 agenda utama, yaitu sesi kelas, kegiatan sosio-kultural, dan ekskursi ke kantor Kedutaan Besar Australia dan Kementrian Luar Negeri.
FISIP UI dan Faculty of Arts (FA) UM menyelenggarakan kembali Kelas Kolaborasi ini dengan tujuan: (1) memberi pemahaman terhadap dasar-dasar, sejarah, dan perkembangan kebijakan luar negeri Indonesia; (2) mendorong diskusi dan tinjauan kritis terhadap kekuatan dan kelemahanan kebijakan luar negari Indonesia; (3) memfasilitasi dialog yang konstruktif mengenai keberhasilan maupun kegagalan kebijakan luar negeri Indonesia dalam merefleksikan kemampuan Indonesia sebagai negara yang sedang bangkit (emerging state).
Membahas tentang isu-isu sosial dan geopolitik terkini, kelas kolaborasi ini menghadirkan beberapa pembicara yang ahli di bidangnya, antara lain Dr. Dave McRae (University of Melbourne), Dr. Richard Chauvel (University of Melbourne) dan Dr. Evi Fitriani (FISIP UI). Selain itu, para praktisi yang terlibat langsung dalam urusan diplomatik Indonesia seperti Dr. Hassan Wirajuda (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada saat Pemerintahan Megawati Soekarno Putri serta Soesilo Bambang Yudhoyono), turut hadir untuk memberikan materi yang akan semakin memperkaya pengetahuan peserta kelas kolaborasi.