
16 Desember 2024 – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), bersama konsorsium tiga universitas di Belanda, yaitu Leiden, TU Delft dan Erasmus (LDE) telah menyelenggarakan program kolaborasi akademik internasional.
Program bertema, “Future Challenges Lab: Co-Creating Sustainable Practices in and beyond the Indonesian City” atau disingkat dengan “The Joint Minor Program” ini diikuti oleh 29 mahasiswa Jenjang Sarjana dari beragam disiplin di universitas LDE dan 9 mahasiswa dari Universitas Indonesia (dari FISIP dan FMIPA).
Selama satu semester, sejak 1 September 2024, para mahasiswa berlajar bersama dalam sebuah proses pembelajaran yang dinamis dan interaktif di Kampus FISIP UI Depok yang dikelola bersama oleh Kantor Internasional Fakultas FISIP UI dan Tim Program dari Kantor KITLV-Leiden Indonesia.
Sejumlah dosen FISIP UI dan LDE terlibat dalam berbagai aktivitas pembelajaran, mulai dari kuliah umum, diskusi kelas, dinamika kelompok kecil, penyusunan proposal serta pendampingan riset lapangan (fieldworks) ke sejumlah lokasi di kawasan Depok, Jakarta dan Bekasi.
Beragam isu terkait tantangan-tantangan global dalam pembangunan kawasan urban kontemporer dewasa ini, seperti lingkungan hidup, perubahan iklim, keragaman budaya, digitalisasi, dan pemuda, dikaji mahasiswa melalui perspektif multidisiplin dengan pendekatan metodologis sains sosial. Studi lapangan dilakukan dengan berbagai metode pencarian data kualitatif, seperti wawancara, observasi, dan survei untuk bahan kajian mereka.

Puncak dari kegiatan tersebut menampilkan hasil kajian riset lapangan para mahasiswa yang mengikuti The Joint Minor Program di Auditorium Juwono Sudarsono, Kampus FISIP UI Depok pada Jumat (13/12).
Berbagai topik menarik yang sangat aktual dipaparkan secara akademis dan memberikan rekoemendasi kepada para pemangku kepentingam. Topik-topik ini terdiri dari: Waste Management Challenges in Jakarta, Green Islam in Indonesia, Plastic Crisis in Jakarta, the Interfaith Harmony in Kampung Sawah Bekasi, Negotiating New Heritage in Depok Lama, Youth Policy Issues in Pondok China.
Salah satu mahasiswa peserta program dari TU Delft, Samy Bourjila, mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang dapat tinggal di Indonesia yang lingkunganya mayoritas Muslim. Walaupun begitu dirinya benar-benar merasa seperti di rumah sendiri. “Inilah salah satu alasan saya ingin melakukan proyek penelitian tentang Islam, yang menurut saya tidak akan pernah bisa saya lakukan di Belanda, tempat saya belajar”.
Bourjila juga menyebutkan, bahwa dirinya begitu menyukai bagaimana program tersebut disusun, mulai dari kunjungan hingga melakukan penelitian lapangan. “Saya merasa sangat bersyukur bisa merasakan Indonesia dengan cara ini, lebih dari sekedar turis”, ujarnya.
Senada Samy, Bennecdita Vania Tandiono, mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UI, juga merasa bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti program kolaborasi ini. “Saya percaya bahwa pembelajaran tidak hanya diperoleh secara formal melalui kelas dan buku, tetapi juga melalui diskusi yang memberikan perspektif baru dan program yang memberikan kesempatan itu”, ujarnya.
Sementara itu Marrik Bellen, Direktur KITLV–Leiden Indonesia, juga menyatakan kegembiraanya dengan berhasil terselenggaranya The Joint Minor Program ini. Menurutnya, keberhasilan program pertama ini merupakan sebuah pencapaian bagi semua pihak yang terlibat, bagi mahasiswa Belanda dan Indonesia, dosen Belanda dan Indonesia, dan bagi penyelenggara dari Universitas Leiden-Delft-Erasmus dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
“Saya sangat terkesan dengan paparan kajian mahasiswa pada penutupan program ini. Mereka telah membuat program ini sangat berarti. Mereka juga memiliki pengalaman yang sangat berdampak, menjalin persahabatan baru dan berkontribusi dalam mengatasi tantangan global untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik,” ujar Bellen.
Sependapat dengan Bellen, menurut Nurul Isnaeni (Wakil Dekan FISIP UI Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan) The Joint Minor Program ini merupakan ruang belajar menarik dan bermakna.
“Dengan pendekatan sains sosial yang bersifat multidisiplin, program ini memberikan kesempatan yang sangat luas bagi mahasiswa bukan saja untuk dapat berinteraksi dengan sesamanya, tetapi lebih jauh dapat mengeksplorasi dan mendialogkan dengan bebas pemikiran, pendapat dan gagasan mereka dengan berbagai elemen masyarakat luas, mulai dari akademisi, penggiat masyarakat sipil, pengambil kebijakan di tingkat kota hingga warga komunitas lokal,” jelas Nurul.
Menurutnya hal tersebut tentu sangat penting untuk memperkaya perspektif mahasiswa, memperkuat kapasitas kognitif mereka, dan sekaligus mengasah ketrampilan komunikasi lintas budaya dan sempati sosial mereka dalam rangka menghadapi dunia yang terus berubah dengan cepat dan semakin kompleks.
Ia sangat bersyukur atas selesainya program kolaborasi internasional dan berharap keberlanjutan program ini ke depannya. Dengan dukungan yang luas dari para pemangku kepentingan, program-program kolaborasi internasional di perguruan tinggi yang berkualitas secara substantif dan metodologis seperti the Joint Minor Program ini akan sangat dimungkinkan.
Kepala Badan Riset, Pengembangan dan Inovasi BAPPEDA Kota Depok, memberikan apresiasinya atas terselenggaranya program kolaborasi FISIP UI – LDE ini. Ia pun berharap program ini dapat berlanjut ke depan dan dapat membahas berbagai isu aktual yang ada di kota Depok, sebagai salah satu referensi dalam pengambilan keputusan bagi kebijakan Pembangunan Kota Depok.
Dalam acara tersebut hadir juga beberapa dosen FISIP UI yang terlibat sebagai pengajar dan fasilitator, yaitu; Dr. Imam Ardhianto (Dosen Antropologi FISIP UI), Dr. Suraya Afif (Dosen Antropologi FISIP UI), Dr. Harry Nugroho, Dr. Geger Riyanto (Dosen Antropologi FISIP UI), Dwi Ardhaniswari, Ph.D (Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Ventura dan Administrasi Umum), Mr. Marrik Bellen (Direktur KITLV – Leiden Indonesia), Mrs. Yvonne Klerks (Atase Sains dan Pendidikan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia), Fathir Fajar Sidiq, Ph.D (Kepala Badan Penelitiaan dan Pengembangan dan Inovasi BAPPEDA Kota Depok), serta Perwakilan Kelurahan Pondok Cina, dan NGO yang telah memfasilitasi proses studi lapangan para mahasiswa.
