Pengobatan alternatif Ida Dayak kini menjadi fenomena tersendiri di tengah masyarakat. Ida Andriani alias Ida Dayak, perempuan asal Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, itu melakukan aksi pengobatan dengan ritual menari dan mengoleskan minyak ke tubuh pasien yang sakit.
Adapun penyakit yang diobati Ida Dayak di antaranya stroke, patah tulang, hingga kesulitan berbicara. Dalam praktiknya, Ida tidak memungut biaya dan hanya menjual minyak bintang. Lalu kenapa masyarakat begitu antusias dengan pengobatan seperti ini? Apa sebenarnya analisa di balik fenomena sosial ini?
Sosiolog Universitas Indonesia Ida Ruwaida, coba menganalisa fenomena tersebut. Menurut dia, ada sejumlah hal yang melatarbelakangi mengapa Ida Dayak ramai diserbu masyarakat. Apalagi pengobatan yang dilakukan bersifat gratis. Karena dia hanya menjual minyak merah yang memudahkan dia dalam melakukan pengobatan.
“Saya kira memang yang perlu dicatat adalah pengobatan alternatif di masyarakat kita bukan sesuatu hal yang baru ya, artinya memang selalu ada pilihan untuk berobat di luar medis atau apa yang disebut sebagai demidikalisasi,” kata Ida seperti disitat saluran Youtube Sapa Indonesia Pagi, Rabu 5 April 2023.
Faktor Ekonomi Mempengaruhi
Hal kedua, lanjut dia, adalah perihal keyakinan tiap individu berkaitan dengan pilihan pengobatan yang ditempuh. Sebab terkadang ada pihak yang menganggap seseorang yang memilih pengobatan alternatif dianggap irasional.
Tetapi di satu sisi, bagi orang yang melakukannya, hal itu dianggap sebagai sesuatu hal yang rasional. Apalagi ketika yang bersangkutan, pasien, atau keluarga sudah menghadapi sakit bertahun-tahun, dan secara medis tidak banyak menjanjikan. Sehingga ketika ada tawaran seperti yang dilakukan Ida Dayak dianggap sebagai satu hal yang diharapkan bisa menyembuhkan. Atau singkatnya, seperti ada harapan lain.
“Berikutnya karena alasan keterbatasan untuk mengakses pengobatan modern, misalkan secara ekonomi. Ini menjadi sebuah harapan baru bagi mereka juga. Apalagi kalau yang kita lihat pengobatan yang ditawarkan oleh Ibu Ida Dayak ini, kan tidak memungut bayaran, yang saya lihat juga di media sosial kan hanya membeli minyaknya tersebut,” katanya.
Ida bilang, kalau melihat besarnya antusiasme publik, mungkin para pasien juga tak keberatan andaipun dikenakan tarif melihat efek sembuh yang ditimbulkan.
Kemunculan Ida Dayak Sebulan Terakhir
Perihal munculnya Ida Dayak secara tiba-tiba dalam sebulan terakhir di jagat media sosial, sosiolog UI ini punya pendapat. Menurutnya, walau tak tahu latar belakang beliau, namun kepopuleran pengobatan dia memang besar karena paparan media sosial. Apalagi di sosial media, banyak orang yang seolah terlihat tersembuhkan dalam tanda kutip hingga membuat masyarakat berharap banyak.
“Oleh sebab itu saya kira ini perlu disikapi juga, jangan sampai ada kerusuhan dan keresahan dari keberadaan ibu Ida Dayak ini.”
Di sisi, dia juga tak menyalahkan ketika masyarakat berekspektasi banyak melalui pengobatan yang disampaikan. Terlebih konon banyak juga tokoh atau figur yang berobat ke Ida Dayak.