

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menambah satu lagi Doktor di bidang Kesejahteraan Sosial. Indah Meitasari resmi menjadi Doktor Kesejahteraan Sosial yang ke-95 dengan predikat sangat memuaskan setelah ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kontribusi Kapital Sosial dalam Mewujudkan Ketahanan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Kelurahan Tapos” pada Senin (6/1/2025) di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI.
Sidang promosi doktor ini dipimpin oleh Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto sebagai ketua sidang, dengan Prof. Dra. F. Fentiny, M.A., Ph.D sebagai promotor dan Dr. Dra.Triyanti Anugrahini, M.Si sebagai kopromotor. Dewan penguji terdiri dari Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D., Dr. Ir. Djuara P. Lubis, M.S., Prof. Drs. Isbandi Rukminto Adi, M.Kes., Ph.D., dan Dr. Dra. Johanna Debora Imelda, M.A.
Indah mengkaji ketahanan keluarga di Kelurahan Tapos, Depok, Jawa Barat, dengan fokus pada kontribusi kapital sosial dalam mewujudkan ketahanan keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Kecamatan Tapos memiliki Indeks Ketahanan Keluarga (IKK) tertinggi di Depok pada 2019, dengan jumlah keluarga miskin terbanyak yang menerima manfaat PKH.
Menurut Indah, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui tipe penelitian studi kasus dengan data diperoleh dari wawancara mendalam terhadap keluarga penerima manfaat PKH, ketua RT/RW, dan pemangku kepentingan PKH.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa proses organisasi mencakup pengasuhan anak, aktivitas bersama, dan keterhubungan yang diperkuat melalui komunikasi, gotong royong, bantuan dari PKH serta dukungan usaha mikro kecil dan menengah untuk keberlanjutan keluarga. Proses komunikasi melibatkan kolaborasi dalam pemecahan masalah, berbagi pengalaman, dan partisipasi aktif dalam kegiatan PKH yang memperkuat koneksi keluarga.
“Bonding menciptakan hubungan emosional erat melalui dukungan cinta, perhatian, dan komunikasi yang terbuka dalam keluarga; kapital sosial bridging memperkuat hubungan dengan tetangga, komunitas pendidikan, dan masyarakat yang membantu keluarga memanfaatkan sumber daya eksternal; sementara kapital sosial linking melalui hubungan dengan lembaga formal seperti PKH menyediakan akses pada dukungan finansial, pendidikan, dan layanan tambahan untuk memperkuat kemampuan keluarga dalam menghadapi krisis” jelas Indah.
“Unsur trust menjadi fondasi utama kapital sosial, yang memperkuat solidaritas internal keluarga, koneksi sosial eksternal, serta hubungan dengan institusi formal, sehingga menciptakan ketahanan keluarga yang adaptif di tengah berbagai tantangan sosial dan ekonomi,” ujarnya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya ketahanan keluarga penerima manfaat PKH yang dideskripsikan melalui tiga proses kunci ketahanan keluarga menurut Walsh, yaitu sistem kepercayaan, proses organisasi, dan proses komunikasi. Sistem kepercayaan terwujud dalam dukungan emosional, kerja sama keluarga, pengendalian diri, rasa syukur, dan aktivitas spiritual, yang memperkuat solidaritas keluarga dalam menghadapi tantangan.
Indah menghasilkan penelitian yang relevan dan memberikan solusi. Pada penelitian Indah ini menyimpulkan bahwa kapital sosial bonding, bridging, linking dan trust memiliki peran signifikan dalam mendukung sistem kepercayaan, proses organisasi, dan proses komunikasi yang mewujudkan ketahanan keluarga penerima manfaat PKH di Kelurahan Tapos, Depok.