Keanekaragaman Genetika dan Budaya Manusia di Nusantara

Apa itu Indonesia? Mengapa kita merasa sebagai orang Indonesia? adalah dua pertanyaan yang selalu relevan diperbincangkan. Jawaban atas dua pertanyaan itu terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Mengangkat tema “Keanekaragaman Genetika dan Budaya Manusia di Nusantara Sebagai Suatu Keniscayaan”, kuliah umum pengantar Antropologi ini diadakan di Auditorium Gedung M FISIP UI pada Selasa (08/10).

Sebagai pembicaranya adalah Prof. dr. Herawati Sudoyo. M.S., Ph.d yang aktif diberbagai organisasi lokal dan internasional, konsorsium, panel ilmiah tentang forensik DNA, genetika manusia dan jaringan biologi molekuler. Dia mengkhususkan diri pada mitokondria DNA sebagai penanda genetik yang kuat untuk studi populasi dan memiliki minat khusus pada informasi mendasar mengenai pembentukan mitokondria fungsional untuk memahami penyakit mitokondria.

Dalam penjelasannya, Prof. Herawati memaparkan dalam merekonstruksi sejarah hunian kepulauan Nusantara menggunakan pendekatan genetika yaitu perkiraan waktu, gambaran migrasi dan sejarah pembauran hingga relasi kawin dengan menganalisa data genetik DNA serta membandingkannya dengan data non-genetik seperti linguistik, etnografi, arkeologi dan sejarah.

“Kita mencoba untuk memperkenalkan apa yang kita lakukan kepada publik memalui tulisan media massa dan justru hal-hal seperti ini yang menyebabkan orang menyadari siapa orang Indonesia? Kapan dan dari mana datangnya leluhur kita? Kenapa begitu banyak etnis? Mengapa banyak perbedaan dan mengapa banyak persamaan? Jawabannya tedapat di DNA. Genom manusia, didalam DNA manusia membawa sejarah evolusi, tertulis didalam DNA sebagai informasi genetik dan narasinya penuh dengan kebenaran” jelas Herawati.

“Indonesia adalah negara yang menjembatani Asia dan Pasifik, merupakan tempat persilangan migrasi manusia dari Asia ke Australia dan itu yang penting, karena itu yang membentuk kita sekarang apa adanya. Bahwa orang di timur Indonesia lebih dekat dengan orang-orang di kawasan Samudera Pasifik, sedangkan di barat Indonesia, lebih dekat ke kawasan Asia Tenggara dan orang Nias dan Mentawai lebih dekat dengan suku asli Taiwan. Indonesia memiliki 719 bahasa daerah yang masih aktif tetapi seiring perkembangan jaman jumlah tersebut berkurang. Bahasa kepulauan Nusantara, sebagian besar termasuk dalam keluarga bahasa Austronesia. Mulai dari Timor dan Alor ke arah timur menggunakan bahasa Non-Austronesia. Serta ada sekitar 500 etnik di Indonesia. Temuan arkeologi menunjukan Indonesia sudah didiami oleh manusia modern sejak 50 ribu tahun lalu” tambahnya.

Pada akhirnya, pemahan tentang identitas keindonesian bisa menjadi pijakan untuk menentukan masa depan bangsa. Kesimpulan dari hasil ini adalah bawah bukti-bukti gentik, kebudayaan, hingga bahasa memang menunjukkan evolusi pembauran manusia Nusantara sejak ribuan tahun lalu dan kian intensif sejak pembentukan Indonesia sebagai negara berdaulat tahun 1945.

Related Posts

Hubungi Kami

Kampus UI Depok
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba
Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia

E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 315 6941, 390 4722

Waktu Layanan

Administrasi dan Fasilitas
Hari : Senin- Jumat
Waktu : 08:30 - 16:00 WIB (UTC+7)
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB (UTC+7)

Catatan:
*) Layanan tutup pada hari libur nasional, cuti bersama, atau bila terdapat kegiatan internal.