Kesadaran tentang globalisasi mencakup empat pemahaman besar. Pertama, negara tidak lagi menjadi satu-satunya aktor baik dalam hubungan-hubungan politik dan ekonomi baik di tingkat lokal, nasional dan internasional. Dengan demikian negara tidak lagi satu-satunya pemegang legitimasi politik. Banyak kebijakan-kebijakan ekonomi, sosial, dan politik yang tidak hanya dierptanyakan oleh individu dan masyarakat domestik, melainkan juga menjadi subyek dari perdebatan diluar batas negara yang bersangkutan.
Selain itu, kedaulatan negara menjadi tidak mutlak karena sumber, dampak, maupun pemecahan masalah-masalah yang berkembang melampaui batas kedaulatan negara. Bahkan sulit, memisahkan secara mutlak masalah domestik dan masalah eksternal.
Kedua, munculnya kombinasi kekuatan ekonomi dan teknologi informasi yang tidak dapat sepenuhnya dikontrol oleh negara. Oleh kaum realis, gejala ini dilihat sebagai ekspansi kekuatan negara besar; sebagai gejala munculnya aktor baru dalam dunia yang makin kompleks dan plural bagi kaum liberal; dan sebagai wujud dari kekuasaan kekuatan kapitalisme global bagi kaum Marxis dan Neo-Marxis. Meskipun demikian, ketiga, semua sepakat bahwa konsekuensi mendasar dari globalisasi adalah keterbukaan (openess), persaingan (competition) dan efisiensi.
Terakhir, keempat, interaksi global memunculkan masalah-masalah transnasional yang hanya dapat diatasi melalui kerjasama internasional. Paradigma neo-fungsionalisme melihat hal ini sebagai jalan ke arah integrasi regional. Disinilah hubungan antara individu, kelompok dan masyarakat, negara, dan aktor-aktor global/internasional melahirkan saling ketergantungan dan saling vulnerabilitas yang tinggi satu sama lain. Mereka menjadi sensitif satu sama lain.
Kesadaran tentang globalisasi seperti di atas memunculkan pentingnya kajian tentang:
Hubungan antara negara, pasar, dan masyarakat (state, market, and society)
Perubahan-perubahan besar yang digerakkan oleh teknologi informasi, gerakan individu, dan masyarakat, serta modal (kekuatan ekonomi) lintas nasional
Integrasi regional baik dibidang ekonomi, politik, dan budaya-sosiologis
Masalah-masalah transnasional dan global: money laundrering, migrant workers, terorisme, drug trafficking, illegal migration, penyelundupan senjata, kejahatan cyber (cyber crimes), dan masalah-masalah lingkungan hidup
Munculnya masalah identitas sebagai basis interaksi dan kepentingan individu dan masyarakat baik pada tingkat domestik maupun internasional