Keberagaman agama di Indonesia didukung oleh semboyan bangsa yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika. Dalam semboyan yang menyiratkan kecintaan terhadap keberagaman itu menggambarkan bagaimana perbedaan yang ada pada satu kelompok dengan kelompok lainnya seharusnya bukanlah menjadi hambatan, melainkan menjadi pemersatu bangsa.
Namun demikian, konflik antar kelompok dan umat beragama masih saja terjadi di Indonesia, terutama menimpa kelompok minoritas berbasis agama, salah satunya seperti yang terjadi kepada jemaat GKI Yasmin yang terlibat dalam sengketa lahan gereja yang mengakibatkan mereka sulit untuk melaksanakan kegiatan peribadatan. Maka dari itu, melalui penelitian disertasi yang dilakukan Riris Loisa dengan judul “Wacana Vernakuler, Transformasi Identitas dan Konstruksi Realitas Keberagaman Melalui Medium Gerakan Sosial (Studi Kasus pada Jemaat GKI di Taman Yasmin, Bogor, Periode 2014-2015)”, diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana konstruksi identitas bagi kelompok minoritas berbasis agama pada masyarakat Indonesia.
Melalui disertasinya, Riris Loisa mengkaji tentang konstruksi sosial dalam polemik yang terjadi pada jemaat GKI Yasmin tersebut. Dengan menggunakan teori wacana venakuler dan teori konstruksi sosial atas realitas, Riris membahas bagaimana sebuah kelompok minoritas berbasis agama dalam mengubah identitas serta membangun realitas keberagaman melalu medium gerakan sosial. Penelitian tersebut ia lakukan berdasarkan paradigma konstruktivis kritis, dengan menerapkan metode studi kasus tunggal instrumental, didukung analisis naratif.
Riris Loisa memaparkan hasil penelitiannya dalam sidang promosi doktor yang diadakan pada Jumat (15/1/2016) di Auditorium Gedung Komunikasi FISIP UI. Penelitian Riris menunjukan bahwa dalam sebuah kelompok yang tertindas muncul menggambarkan bagaimana mereka memaknai realitas dan mendefinisikan serta bertransformasi identitas mengacu pada ideologi agama sebagai referensi primer dan ideologi politik. Perubahan yang terjadi bersifat membangun identitas dan realitas keberagaman yang diproyeksikan melalui gerakan sosial bersama aliansinya.
Penelitian ini bertujuan salah satunya untuk menggambarkan wacana kelompok minoritas berbasis agama di dalam membangun identitas kelompok yang sesuai bagi perjuangan untuk mengkonstruksi realitas yang diharapkan. Selain itu, penelitian ini – menurut Riris – dapat menjadi upaya untuk mendukung kelompok minoritas yang diabaikan haknya dalam menyuarakan sudut pandangnya. Hal ini penting untuk menjadi bahan pertimbangan untuk membangun solusi konflik berbasis agama yang sedang terjadi, maupun antisipasi untuk masalah berbasis agama di masa yang akan datang, terutama dengan mulainya kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN per awal Januari 2016 di mana keberagaman beragama akan semakin kuat di antara masyarakat.
Sidang promosi doktor Riris Loisa ini dipromotori oleh Prof. Dr. Ilya Sunarwinadi, M.Si., dengan Kopromotor Prof. Dr. Billy Sarwono, MA. Sidang promosi doktor ini diuji oleh tim penguji yang diketuai oleh Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc., serta beranggotakan Prof. S. Djuasa Sendjaja, Ph.D., Prof. Dr. Alois A. Nugroho, Dr. Pinckey Triputra, M.Sc., Dr. Ade Armando, MA, Dr. Turnomo Rahardjo, M.Si., serta Dr. Eriyanto, M.Si.
Foto : Shutterstock.com