Kuliah tamu Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI bersama H.E Aldrik Gierveld (Ambassador at Large of the Kingdom of the Netherlands) ini diadakan untuk mata kuliah Dinamika Kawasan Eropa dengan Dosen kordinator Prof. Evi Fitriani. Total peserta mata kuliah ini adalah 14 mahasiswa. Diadakan pada Kamis (16/05) di Ruang Nurani.
Eropa dapat dikatakan sebagai pusat peradaban Barat modern sejak renaissance atau pencerahan yang merupakan pemberontakan atas dominasi gereja di abad pertengahan. Dominasi Eropa terhadap politik internasional ditandai dengan ekspansi bangsa-bangsa Eropa ke Asia, Afrika, dan Amerika sejak abad XVI.
Pada masa pasca Perang Dingin, Eropa bertransformasi lebih cepat menuju integrasi regional terutama di wilayah Barat dan Tengah. Perjanjian Maastricht yang berlaku sejak tahun 1992 menjadikan Uni Eropa sebagai unit regional di bidang diplomasi ekonomi, politik, sosial dan keamanan.
Dalam kuliah tamu ini, H.E Aldrik menjelaskan sejak tahun 90-an banyak perubahan yang terjadi di Eropa, namun Eropa bersatu kembali dan Uni Soviet runtuh.
Meningkatkan agresifitas Rusia di Eropa Timur sejak 2008 yang mengembalikan isu geopolitik di Eropa, yang dampaknya mengganggu kestabilan regional dan global terutama dengan krisis di Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Ia mengatakan, saat ini Eropa merasa pesimis dengan perang di Ukraina karena menyebabkan inflasi dan krisis energi. Selain itu ia menegaskan bahwa Belanda akan selalu mendukung Ukraina, “Rusia tidak akan berhenti, ini jelas merupakan pelanggaran terhadap perang internasional.”
Selanjutnya Aldrik menjelaskan mengenai krisis energi, merujuk peraturan deforestasi, Uni Eropa masih membutuhkan minyak sawit, namun juga perlu melestarikan keanekaragaman hayati. “Belanda dalam bidang energi, saat ini untuk menghentikan semua produksi gas, mengurangi jumlah pengunaan minyak dan batu bara, lalu berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir,” ujarnya.
Para pemimpin harus menyeimbangkan kebutuhan pertumbuhan ekonomi dan biaya sosial dalam hal kesenjangan kekayaan yang ekstrim dan biaya lingkungan yang diakibatkan oleh pesatnya industrialisasi.
Selain itu, terbukanya peluang kerja sama yang luas antara Indonesia dan Uni Eropa. Dalam kapasitasnya sebagai aktor internasional, Uni Eropa memiliki strategi dan diplomasi yang menjadi fondasi dari pelaksanaan hubungannya dengan negara atau kawasan lain.
Aldrik mengatakan bahwa Indonesia penting bagi Belanda. Menurutnya kerjasama Belanda dan Indonesia bisa terjalin salah satunya melalui program penting untuk melatih aparat kemanan Indonesia untuk melawan ancaman siber dan juga untuk menjaga stabilitas Indo-Pasifik bagi Indonesia.