Malcolm Turnbull berharap Indonesia dan Australia segera meratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Turnbull menyoroti tentang kemitraan ekonomi Indonesia yang “relatif tidak berjalan” dengan Australia, yang ia bandingkan dengan hubungan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Potensi penuh perdagangan antara kedua negara belum tercapai, dengan produk Indonesia hanya mencapai 1,9 persen dari pasar ekspor Australia.
Pada tahun 2018, nilai investasi Australia ke Indonesia hanya US$3,7 miliar dan sebaliknya, investasi Indonesia ke Negeri Kanguru hanya sekitar US$737 juta. Turnbull menyatakan, IA-CEPA akan menguntungkan Indonesia dan Australia. Kesepakatan perdagangan itu sangat ambisius dan akan meningkatkan kemitraan antara kedua negara.
“Harapannya untuk meratifikasi kesepakatan perdagangan penting antara Indonesia dan Australia dari awal tahun ini, sementara lebih jauh menyarankan bahwa Indonesia menolak godaan populisme ekonomi dan proteksionisme. Indonesia dan Australia bertujuan untuk membuat perjanjian mulai berlaku tahun depan, sambil menunggu ratifikasi legislatif di kedua negara. Saya menantikannya untuk diratifikasi oleh parlemen Indonesia dan parlemen Australia. Ini adalah kesepakatan saling menguntungkan yang akan menguntungkan kedua negara,” kata Turnbull.
“Presiden Joko Widodo dan saya menyadari permasalahan ini, itulah sebabnya kami berkomitmen untuk membangun kemitraan ekonomi yang lebih kuat. Pada 2016, saya dan Jokowi sepakat untuk benar-benar menyelesaikan dan melanjutkan pembahasan IA-CEPA,” jelas Turnbull. Atas dasar itu, hubungan kerja sama Indonesia-Australia ditingkatkan menjadi comprehensive strategic partnership pada tahun 2018.