29 November 2024 – FISIP UI bekerjasama dengan Kata Data Green mengadakan talkshow mengenai lingkungan yang berkelanjutan pada Kamis (28/11). Talkshow ini mengangkat beberapa tema seperti Circular Economy in Action, Sustainable Future dan From UI to The Smart Village. Acara talkshow ini di buka oleh Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto dan Co-Founder & CEO Katadata Indonesia, Metta Dharmasaputra.

FISIP UI X Katadata Green Collabs merupakan acara yang diselenggarakan oleh Katadata Green yang berfokus pada agenda sustainability dan pelestarian alam. Dengan spirit kolaborasi, menggandeng berbagai komunitas hijau dan anak muda untuk bersinergi dalam mengkampanyekan isu lingkungan dengan cara yang menarik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Diharapkan, kegiatan ini dapat berkontribusi dalam peningkatan awareness terkait isu lingkungan dan sustainability di Indonesia.
Sebagai narasumber pada acara talkshow ini Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono (Guru Besar Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI), Nurul Isnaeni, Ph.D (Dosen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI), Ignatia Dyahapsari (Dosen Antropologi FISIP UI), Brahmantya Satyamurti Poerwadi (Corporate Secretary of Pertamina), Ahmad Reza (SVP Group Sustainability & Corporate Communication, PT Telkom Indonesia), Verena Puspawardani (Executive Board of Coaction Indonesia), dan Andy Bahari (National Leader of World Cleanup Day Indonesia), Hartono (Head of BRGM RI).
Masalah pengelolaan sampah telah menjadi isu lingkungan yang semakin mendesak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia, sebagian besar sampah yang dihasilkan, berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah banyak mencapai kapasitas maksimalnya.
Selain itu, sampah yang tidak dikelola dengan tepat dapat mencemari lingkungan, menciptakan masalah kesehatan, dan berkontribusi terhadap perubahan iklim melalui emisi gas rumah kaca. Konsep circular economy atau ekonomi sirkular muncul sebagai alternatif yang menjanjikan untuk mengatasi masalah ini.
Dalam sistem ini, produk dan material tidak dianggap sebagai barang yang “habis pakai” setelah digunakan, tetapi sebagai bagian dari siklus yang dapat diperbaharui dan didaur ulang. Prinsip circular economy mengedepankan pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle). Berdasarkan data proyeksi green jobs pada 2023, ada 600 ribu lapangan di sektor energi terbarukan di dalam negeri.
Jumlah green jobs ini akan naik menjadi 740 ribu pada 2030 dan 1,07 juta pada 2050. Laporan Global Green Skills Report 2023 dari LinkedIn bahkan menyebutkan ada 3 jenis green jobs dengan peluang terbesar bagi pekerja tanpa pengalaman yakni analis energi, ahli agronomi dan manajer keberlanjutan.
Ketua Dewan Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Bambang Shergi Laksmono mengatakan setidaknya ada 3 bidang green jobs yang bisa diambil sesuai preferensi masing-masing individu. Pertama di bidang green governance, green economy atau di sektor produksi dan green activism.
“Kita lihat ada green opportunity, ini lebih luas meski bisa juga diartikan sebagai green jobs jika memang digaji,” ucap dia. Prof. Bambang mencontohkan pekerjaan green governance misalnya bidang advokasi, hukum, media, diplomasi serta jenis pekerjaan lain yang bisa mempertahankan green governance.
Menurut Prof. Bambang, Green jobs di bidang ekonomi, misalnya bagaimana memproduksi produk yang memang ramah lingkungan. Green activism, kata Bambang misalnya jenis-jenis kegiatan yang memperjuangkan nilai-nilai ramah lingkungan.
Ia mengatakan, kampus memiliki tugas penting dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan (skill), sikap (attitude), dan nilai-nilai (value). Menurut dia, salah satu tanggung jawab utama kampus adalah mempersiapkan lulusan agar mampu bersaing di pasar kerja, termasuk di bidang green jobs.
Dalam kegiatan ini juga para peserta dari mahasiswa UI maupun mahasiswa luar UI diberikan pemahaman tentang bagaimana cara memilah sampah yang baik dan benar. Selain itu kedai kopi Fore, turut meramaikan kegiatan Green Collabs x FISIP UI dengan membagikan kopi varian terbarunya di acara ini. Keterlibatan Fore di kegiatan ini bertujuan untuk mendukung adanya platform yang dapat membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya aspek keberlanjutan.
Tidak hanya itu, para generasi muda juga sudah mulai menyadari dampak lingkungan dari kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari. Sehingga, gaya hidup berkelanjutan sudah menjadi kebiasaan, salah satunya dengan membawa botol minum atau tumbler ke kampus.