Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia telah memberikan gelar Doktor kepada Reza Praditya Yudha yang berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Konstruksi Sosial atas Realitas dalam Mediatisasi (Guyub Rukun dalam Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Tulungagung)” dihadapan para dewan penguji pada Selasa (3/1) di Auditorium Juwono Sudarsono.
Sidang terbuka Promosi Doktor Reza Praditya Yudha ini, di ketuai oleh Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, Promotor Dr. Hendriyani, Ko-Promotor Endah Triastuti, Ph.D. Para dewan penguji, Suryadi, Ph.D, Yanuar Nugroho, Ph.D, Prof. Billy K. Sarwono, Dr. Nina Mutmainnah, Dr. Pinckey Triputra dan Dr. Irwansyah.
Studi ini mengkaji hubungan timbal balik antara masyarakat, media dan konteks sosial budaya dalam proses konstruksi sosial atas realitas. Studi ini merujuk pada diskusi akademik tentang konstruksi sosial atas realitas yang menekankan pada bagaimana realitas dihasilkan oleh cara manusia berfikir atau membicarakannya dalam sebuah mekanisme atau struktur sosial.
Studi ini kemudian memahami guyub rukun sebagai nilai budaya yang dikonstruksi masyarakat Tulungagung dalam berbagai makna, praktik sosial, diskusi atau perwujudan nyata (artefak). Secara konseptual, guyub (kebersamaan) dan rukun adalah nilai budaya yang dilestarikan secara nasional, artinya, guyub rukun diteguhkan sebagai nilai bersama untuk menjaga kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keragaman budaya. Studi ini memusatkan diskusi pada pengalaman dan keseharian masyarakat Tulungagung dalam proses konstruksi sosial atas realitas guyub rukun di lingkungan yang termediatisasi.
Isu sosial tentang politik dan agama melatarbelakangi sejumlah konflik ataupun ujaran kebencian di beberapa media. Akan tetapi, kehidupan masyarakat Tulungagung menunjukkan nuansa kerukunan sebagaimana data dari Data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tulungagung mencatat ketiadaan konflik sosial sepanjang tahun 2017-2019.
Merujuk Teori Konstruksi Sosial atas Realitas dan mediatisasi yang menyatakan konteks sosial budaya melandasi praktik komunikasi dan penggunaan media, studi ini berargumen bahwa engagement media masyarakat Tulungagung memiliki kaitan dengan guyub rukun sebagai nilai sosial budaya.
Untuk itu, studi ini bertujuan untuk memahami interelasi masyarakat Tulungagung dengan media dalam konteks guyub rukun. Studi ini menggunakan etnografi sebagai metode penelitian demi memahami pengalaman, makna, dan praktik keseharian guyub rukun dari perspektif masyarakat Tulungagung.
Temuan studi menunjukkan bahwa masyarakat membangun makna guyub rukun dari perspektif politik, sejarah dan sosial budaya. Guyub rukun kemudian membentuk kesadaran kognitif dan dimplementasikan masyarakat dalam praktik-praktik sosial. Masyarakat Tulungagung juga membangun mekanisme bersama untuk menjaga guyub rukun melalui kebiasaan, aktivitas sosial budaya dan penyelesaian konflik yang mengutamakan nilai kebersamaan, keharmonisan, inklusifitas, kepedulian dan saling menghormati. Dalam kesehariannya, masyarakat menggunakan media untuk mendiseminasi, meneguhkan dan merepresentasikan guyub rukun, menjaga nilai lokalitas, mengelola konflik, memunculkan eksistensi subkultur, membentuk relasi sosial yang harmonis, serta menyajikan informasi secara cepat, valid dan sesuai dengan konteks sosial.
Reza merekomendasi, masyarakat Tulungagung menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan informasi, membina relasi, diskusi publik, pengawasan pemerintah dan mendapatkan hiburan. Masyarakat masih dapat memaksimalan pemanfaatan media misalnya untuk meningkatkan pendapatan dan menunjang pendidikan pribadi, atau menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan kegiatan kelompok.