Pilih Laman

Departemen HI FISIP UI bekerja sama dengan Centre for International Relations Studies (CIReS) Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP) FISIP UI akan menyelenggarakan peluncuran buku berjudul  “Diplomasi Ekonomi Indonesia di Kawasan Amerika Latin: Merangkul Mitra Baru-Chile, Meksiko, Peru” yang ditulis oleh Fredy B.L. Tobing, Asra Virgianita, Erwin Indradjaja, Maisa Yudono, Sindy Y. Putri, dan Hana Naufanita.

Kegiatan peluncuran buku ini dilaksanakan pada Jumat (26/03) secara daring via Zoom. Dengan menghadirkan para pembicara, H. E. Muhammad Anshor (Duta Besar RI untuk Republik Chile), H. E. Marina Estella Anwar Bey (Duta Besar RI untuk Republik Peru), H. E. Cheppy Triprakoso Wartono (Duta Besar RI untuk Negara Meksiko Serikat), dan Dr. Arif Sumantri Harahap (Pusat Kajian Amerika Latin Universitas Prof. Dr. Moestopo).

Chilie, Meksiko dan Peru merupakan negara-negara Amerika Latin dengan perkembangan sosial-ekonomi paling dinamis. Masing-masing memiliki tingkat pertumbuhan sebesar 1.5% , 2,0% dan 2,5% (World Bank, 2017). PDB (Produk Domestik Bruto) cukup baik serta aktif dalam organisasi internasional.

Dinamika internasional menunjukan pentingnya perubahan-perubahan orientasi strategis dalam hubungan perdagangan.  Prospek Kerjasama perdagangan Indonesia dengan Chilie, Meksiko dan Peru bisa dicapai jika berbagai tantangan bisa diatasi. Tantangannya seperti orientasi terhadap pasar atau mitra dagang tradisional yang masih kuat, intensitas perdagangan belum bersifat komplementer, pemahaman karakter perdagangan yang masih lemah serta belum maksimalnya pemanfaatan forum-forum Kerjasama.

Menurut Anshor, “perdagangan barang bilateral Indonesia-Chilie pada tahun 2020, Impor Indonesia dari Chilie sebesar USD 108,9 juta sedangkan ekspor Indonesia ke Chilie sebesar USD 144,7 juta. Selain itu, penetapan Indonesia sebagai salah satu prioritas utama Chilie dalam memperkuat hubungan dan perdagangan luar negeri. Chilie juga merupakan pintu masuk ke pasar Amerika Latin karena memiliki FTA (Free Trade Agreement) terluas yang dapat dimanfaatkan untuk ekspansi pasar bagi komoditas Indonesia.”

Selain itu Marina menjelaskan, “hubungan bilateral RI dengan Peru dijalin sejak 12 Agustus 1975. Indonesia dan Peru memiliki delapan perjanjian Bilateral salah satunya persetujuan mengenai kerjasama ekonomi dan Teknik. Peru memiliki perdagangan surplus untuk Indonesia seperti kertas tisu dan shortening yang memiliki nilai yang cukup besar. Perjanjian dagang Indonesia-Peru pada tahun 2012, setuju untuk membahas perjanjian dagang dan membentuk Joint Feasibility Study (JFS) pada tahun 2013. Pengusaha Indonesia juga berpartisipasi pada pameran dagang di Peru seperti Expo Textile dan Peru Moda” ujar Marina.

Selaku Duta Besar RI untuk Negara Meksiko Serikat, Cheppy memberikan penjelasan bahwa hubungan perdagangan Indonesia dengan Meksiko pada tahun 2020 bernilai USD 269,457 (Impor). Tiga produk andalan Indonesia yang masuk ke Meksiko yaitu kendaraan setahunnya sekitar 12.000 sampai dengan 13.000 unit, sektor ini tidak terdampak pandemi justru pembelian meningkat hampi 2%. Selain itu alas kaki dan karet.

Potensi dan kendala hubungan antara Indonesia dengan Meksiko melalui Analisa SWOT yang dijelaskan oleh Cheppy yaitu yang pertama kekuatannya produk Indonesia dan Meksiko saling komplementer dan kualitas produk Indonesia bagus. Kedua kelemahannya upaya penetrasi pasar belum optimal dan biaya pengiriman barang mahal. Ketiga kesempatannya akses ke USMCA (United States–Mexico–Canada Agreement) dan Meksiko menjadi alternatif utama pengganti supply Tiongkok. Selain itu adanya ancaman dengan produk murahdari Tiongkok.

Fredy B.L. Tobing menjelaskan, “buku ini berisi 5 Bab. Bab pertama berisi tentang potret Kawasan Amerika Latin dulu dan kini. Bab kedua membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Chilie, Meksiko dan Peru. Bab ketiga mengenai tren prospek Kerjasama perdagangan Indonesia dengan Chilie, Meksiko dan Peru. Bab keempat Indonesia, Chilie, Meksiko dan Peru dalam konteks Kerjasama perdagangan multilateral. Bab kelima, pada bab ini menjelaskan bagaimana peluang dan tantangan Kerjasama perdangangan Indonesia dengan Chilie, Meksiko dan Peru: refleksi dan agenda.”