Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, Rektor Universitas Indonesia mengukuhkan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof. Dr. Donna Asteria (dosen Departemen Ilmu Komunikasi) pada hari Rabu (6/12) di Balai Sidang UI.
Prof. Donna merupakan guru besar ke-13 Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, menyampaikan orasi dengan judul “Urgensi Komunikasi Lingkungan Berperspektif Gender untuk Mitigasi Perubahan Iklim”.
Menurut Donna, saat ini dalam kondisi darurat menghadapi krisis lingkungan akibat perubahan iklim. Komunikasi lingkungan menjadi alat perjuangan untuk mengupayakan kelestarian lingkungan hidup. Tanpa adanya komunikasi mengenai masalah lingkungan dan risiko yang terjadi, masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang dampak degradasi lingkungan, risiko perubahan iklim, dan masalah lingkungan lainnya.
“Jika tidak mengetahui risiko yang akan dialami, masyarakat tidak memiliki kesadaran dan tidak akan bereaksi, ataupun melakukan aksi. Permasalahan mendasar dari degradasi lingkungan dan menghadapi krisis iklim bukan hanya memperbaiki atau intervensi lingkungannya, tetapi yang paling utama adalah memperbaiki cara berpikir dan pengetahuan manusia sebagai pengguna lingkungan,” ujarnya.
Prof. Donna mengatakan, komunikasi lingkungan berperspektif gender sangat diperlukan saat ini karena krisis iklim tidak bersifat “netral gender”. Perempuan mengalami kerentanan lebih besar dari dampak perubahan iklim, dibandingkan dengan laki-laki. Kondisi ini semakin memperkuat ketidaksetaraan gender dan menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan, kesehatan, dan keselamatan.
Maka, dalam melakukan aksi mitigasi perubahan iklim, peran penting perempuan sebagai kelompok marginal sangat diperlukan sebagai komunikator dan aktor dalam transformasi sosial menuju keberlanjutan lingkungan. Selain diperlukan pemetaan pengetahuan perempuan berbasiskan komunitas lokal agar dapat diketahui cara penyampaian isi pesan yang lebih sesuai kebutuhan dan dapat mendukung pemberdayaan perempuan di komunitas.
Ia menekankan, untuk menghadapi mitigasi perubahan iklim diperlukan kesadaran, pengetahuan, dan moral dari manusia, khususnya pemetaan pengalaman perempuan. Untuk penyampaian pesan komunikasi lingkungan yang lebih akurat dan sesuai dengan masyarakat, perlu untuk mengangkat nilai dan pengetahuan lokal komunitas didukung pemanfaatan teknologi media digital secara terintegrasi.
Keterlibatan dan kolaborasi semua stakeholders sangat penting dalam menyatukan wacana kesadaran lingkungan dan melakukan pengelolaan risiko perubahan iklim pada semua level dalam masyarakat.
Selain itu, dalam situasi disrupsi teknologi digital saat ini, tantangan pengelolaan informasi penting diperhatikan dalam proses komunikasi lingkungan. Upaya pencegahan terjadinya penyebaran disinformasi dan misinformasi dampak perubahan iklim (baik informasi mengenai bencana alam maupun gangguan kesehatan yang terjadi) memerlukan kolaborasi dalam antisipasi penyebarannya.
Peran media komunitas lokal didukung stakeholders lainnya sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran disinformasi dan misinformasi, selain media komunitas turut menyuarakan pengalaman perempuan lokal dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Kajian komunikasi lingkungan secara interdisipliner dengan semangat transformasi sangat diperlukan untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan dalam aksi mitigasi perubahan iklim.
Maka diperlukan lebih banyak penelitian, tidak hanya penelitian komunikasi lingkungan dalam konteks produksi konten oleh media massa dan media daring, penggalian aksi dan kontribusi organisasi/perusahaan melalui aktivitas CSR (corporate social responsibility) untuk mengatasi masalah lingkungan dan dampak perubahan iklim, namun sangat diperlukan menggali kegiatan advokasi dan aksi yang dilakukan perempuan sebagai kelompok marjinal di komunitasnya (berbasis lokal).
Penelitian tersebut juga perlu didukung dengan pemanfaatan data digital melalui penelitian-penelitian yang menggunakan aplikasi riset digital. Hasil-hasil penelitian ini akan dapat dijadikan alternatif model komunikasi lingkungan berperspektif gender untuk evaluasi regulasi dan pembuatan kebijakan yang bersifat transformasional.
Pada akhir orasi, Prof. Donna menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berperan penting dalam kariernya dan membantu pelaksanaan pengukuhan yang berlangsung lancar dan khidmat.
Prosesi Upacara Pengukuhan Guru Besar ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Guru Universitas Indonesia, Sekertaris Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, Dekan FISIP Universitas Indonesia, para tamu Guru Besar, para pimpinan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.