Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP UI menggelar diskusi bertema ‘Tantangan Membangun Lembaga Riset yang Berintegritas’ di Auditorium Binakarna Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan pada Selasa (10/1/2017). Diskusi ini membahas bagaimana perkembangan Puskapol yang telah hadir sebagai lembaga di FISIP UI selama 10 tahun dan paparan tantangan di masa depan. Di acara ini pula, Puskapol UI meluncurkan buku Beyond Projects: Satu Dekade Perjalanan Puskapol UI.
Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP UI, Julian Aldrin Pasha, Ph.D., memberikan apresiasi terhadap Puskapol yang telah bertumbuh sebagai lembaga yang kredibel. Dalam sambutannya, Julian menyinggung sejarah Puskapol yang awalnya merupakan kumpulan dosen muda di Departemen Ilmu Politik. Kini, Puskapol sudah melakukan berbagai riset dan penelitian yang menjadi rujukan di skala nasional.
Dekan FISIP UI, Dr.Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc., turut mengapresiasi kehadiran Puskapol di FISIP UI. Ia menyatakan dukungannya agar Puskapol UI terus mengelola diri menjadi lembaga riset yang mumpuni di bidang sosial dan politik nasional.
Direktur Puskapol UI periode 2006—2016, Sri Budi Eko Wardani, M.Si., mengatakan bahwa banyak tantangan yang dihadapi Puskapol selama ini. Ia menceritakan bagaimana awal yang sulit sebagai bagian terkecil dari struktur universitas. Meski demikian, seiring berjalan waktu, Puskapol telah mengalami fase transisi, konsolidasi, dan lepas landas. “Kami menemukan jati diri, siklus krusial yang harus kita jaga untuk ke depannya,” katanya.
Perkembangan itu dilihat dari isu-isu yang dibawa serta misi lembaga yang kian kokoh dari tahun ke tahun. Pada 2010, Puskapol turut menggalakan isu perempuan dan politik di Indonesia. Pada 2012 menjadi saat di mana lembaga ini lepas landas. Di tahun ini, Puskapol menetapkan misi sebagai lembaga yang berjuang untuk tata kelola politik yang demokratis, adil dan setara. Metamorfosis dari lembaga riset menjadi lembaga think tank pun dilakukan. Perubahan itu menjadi komitmen untuk tidak sekadar mempengaruhi kebijakan, memperdebatkan, atau merekomendasikan, tetapi juga mulai mencoba intevensi atau mengawal implementasi kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Dalam diskusi yang dimoderatori oleh Kharisma, isu-isu seputar lembaga riset yang berintegritas dibahas oleh panelis yang berisikan Ruth Indah Rahayu, Hans Atlov, Daniel Dhakidae, dan Sri Budi Eko Wardani.
Dalam paparannya, Ruth mengatakan bahwa lembaga riset di kampus harus menjadi sesuati yang bermanfaat bagi masyarakat. Lembaga tersebut harus mampu memproduksi ilmu pengetahuan, dan jangan hanya menjadi lembaga yang berdiri di atas menara gading yang jauh dari masyarakat.
Hans Atlov mengklasifikasikan lembaga think tank ke dalam tiga jenis yaitu lembaga think tank dari pemerintah, swasta dan universitas. Menurutnya, lembaga think tank dari universitas menjadi strategis karena berbeda dengan lembaga pemerintah dan swasta yang cukup dipengaruhi oleh vested interest, lembaga think tank universitas memiliki peluang untuk hadir secara kredibel dan berdaya bagi masyarakat.
Hal itu diamini pula oleh Daniel Dhakidae. Menurut pemimpin redaksi dari jurnal ilmiah Prisma itu, adanya lembaga riset dan penelitian non-pemerintah terutama dari pihak universitas harus dibarengi dengan adanya dampak kepada masyarakat. Puskapol UI, menurut Daniel, juga harus memusatkan dirinya sebagai college institute yang memiliki diiferensiasi sebagai polling institute, political activist, political publishing house yang menawarkan perspektif kritis atas sistem representatif di badan legislatif pemerintahan.
Diskusi tersebut ditutup oleh refleksi dari Sri Budi Eko Wardani. Apresiasi dan dukungan yang diberikan membuat Puskapol UI harus berkembang lagi di masa mendatang, terutama dengan terpilihnya Aditya Perdana sebagai Direktur Puskapol periode yang baru.
Di 2017 ini, Puskapol UI mengedepankan isu unggulan, salah satunya adalah konsep partisipasi warga. Lewat program itu, Puskapol hendak mendorong adanya semacam inisiatif pendidikan partisipasi politik warga yang coba diterapkan di beberapa daerah. Langkah tersebut sudah dirintis dengan menghadirkan pangkalan data geospasial politik pertama di Indonesia. Di usianya yang sudah satu dasawarsa, Puskapol UI terus berusaha menjadi lembaga yang bermanfaat dengan mempertimbangkan konteks politik di Indonesia.