Riwayat Pendidikan Republik Kuba Hingga Menjadi Gratis dan Universal

Republik Kuba adalah sebuah negara bedaulat terdiri dari Pulau Kuba dan pulau-pulau kecil di sekitarnya yang berada di perairan Karibia. Masih termasuk dalam rumpun amerika latin, negeri ini merupakan bekas jajahan Spanyol.

Sebagai negara satu partai berideologi Marxisme-Leninisme, Kuba berafiliasi dengan Uni Soviet sebagai dampak pecahnya perang dingin. Meski demikian, Kuba adalah negara maju dengan ekonomi terencana yang didominasi oleh ekspor gula, tembakau, kopi dan tenaga kerja terampil. Kuba menduduki peringkat tinggi di beberapa metrik kinerja nasional, termasuk perawatan kesehatan dan pendidikan.

Sistem pendidikan di Kuba menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Saat ini, pendidikan di Kuba gratis bagi seluruh warga negaranya, terdiri dari sekolah umum berbagai jenjang, sekolah khusus vokasional, atau sekolah-sekolah tersier lain yang mengajarkan keterampilan.

Jalan panjang pendidikan di Kuba tak semulus seperti yang dibayangkan. Pada tahun 1902 setelah perang kemerdekaan, hanya kurang dari 10% penduduk Kuba yang mengenyam pendidikan. Orang-orang ini adalah yang tinggal di kota besar karena pendidikan tak meluas ke daerah-daerah pegunungan. Di tahun 1953, pada masa kediktatoran Flugencio Batista, hanya 55,6% penduduk yang mengenyam pendidikan.

Kemudian di tahun 1959 setelah revolusi Kuba, sistem pendidikan juga direvolusi. Jose Marti, salah satu pendiri negara ini mengatakan “Being educational is the only way to be free”. Hal ini yang menjadi landasan cita-cita mewujudkan pendidikan di Kuba yang gratis dan menyeluruh. Pendidikan menjadi landasan untuk pembangunan yang universal, bukan untuk tujuan profit.

Revolusi pendidikan di Kuba dilaksanakan dengan membangun lebih dari 10.000 kelas baru di seluruh daerah. Selain itu, 69 fasilitas militer yang sebelumnya dijadikan camp peperangan diubah menjadi fasilitas sekolah yang mampu menampung 400 ribu siswa.

Upaya pemerataan pendidikan juga dilakukan degan mengirim lebih dari 3000 guru sukarelawan ke pelosok-pelosok untuk mendidikan petani dan masyarakat di pegunungan. Dibentuknya Ana Betancourt pada tahun 1961 juga menjadi bukti pendidikan juga diberikan kepada wanita-wanita berupa keterampilan menjahit, dan lain-lain.

Hanya beberapa tahun setelah revolusi pendidikan di Kuba, pemrintah yang dibantu relawan berhasil menekan angka buta huruf hingga menjadi 3,9%. Orang-orang yang masih buta huruf di Kuba adalah pendatang dari Haiti yang tidak bisa berbahasa Spanyol, sebagai bahasa nasional di Kuba.

Hingga kini, angka melek huruf di Kuba mencapai 99,8% dan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Seluruh riwayat sistem pendidikan Kuba tersebut disampaikan dalam seminar bertajuk Cuba: Universal and Free Education, A Dream Came True for Cubans yang diadakan di Auditorium Juwono Sudarsono pada Selasa, (5/12). Michael Gonzalez Castro, Third Secretary Embassy of The Republic Cuba dihadirkan sebagai pembicara. Acara ini terselenggara berkat kerja sama BEM FISIP UI dengan Kedutaan Besar Republik Kuba, FMN, Semar UI, PEKA UI, dan PMII.

 

Related Posts

Hubungi Kami

Kampus UI Depok
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba
Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia

E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 315 6941, 390 4722

Waktu Layanan

Administrasi dan Fasilitas
Hari : Senin- Jumat
Waktu : 08:30 - 16:00 WIB (UTC+7)
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB (UTC+7)

Catatan:
*) Layanan tutup pada hari libur nasional, cuti bersama, atau bila terdapat kegiatan internal.