Pilih Laman

Pusat Kajian Antropologi Departemen Antropologi FISIP UI bekerja sama dengan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar dan eksibisi “Climate Change: It’s Danger for our Production and Why It Escapes our Prediction.” Acara ini berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono, Kampus FISIP UI Depok, pada Kamis (21/5/2015).

Hadir sebagai pembicara utama seminar Agromet Vision, the Netherlands and Indonesia, Prof. Kees Stigter, sebagai panelis sesi diskusi seminar, Direktur Research Center for Climates Change Universitas Indonesia, Dr. Jatna Supriatna, dan moderator sesi diskusi seminar, Dosen Ilmu Administrasi FISIP UI, Lisman Manurung, Ph.D. Seminar ini dibuka dengan sambutan Dekan FISIP UI, Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc.

Dalam diskusi ini membahas seputar konsensus ilmiah yang telah menjadi gambaran bersama sekarang merupakan tren kondisi atmosfir dan temperatur samudera. Pembahasan lainnya terkait kondisi iklim ekstrim selama satu abad terakhir yang tidak dapat dijelaskan semata sebagai sebuah proses siklus iklim. Dari pengamatanWorld Meteorological Organization (WMO) menyimpulkan, peningkatan suhu di bumi telah terjadi sejak jauh pada masa lalu. International Panel on Climate Change (IPCC) juga menggunakan ukuran karbon dioksida yang menunjukan telah terjadi peningkatan suhu di bumi sejak revolusi industri. Namun, perubahan dalam penggunaan fungsi lahan juga memainkan peran penting dalam persoalan perubahan iklim.

Sejak 1960 hingga 2010, rata-rata peningkatan suhu bumi diperkirakan telah meningkat 0,7˚ Celcius. Sedangkan pada 1880 suhu bumi sebesar 0,85˚ Celcius. Proyeksi yang terjadi pada 50 tahun ke depan adalah tren yang muncul pada suhu bumi yang berada di level satu derajat celcius dengan emisi dalam kerangka skenario IPCC. Kombinasi El Niňo Southern Oscillation (ENSO) dan pemanasan global mungkin sekali memberikan dampak yang tidak dapat diduga sebelumnya. Khususnya dalam produksi sektor pertanian dan persoalan ketahanan pangan.