Setiap tanggal 29 November PBB menjadikan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina sesuai dengan mandat yang terkandung dalam Resolusi Majelis Umum dan resolusi-resolusi lainnya yang berada dalam agenda pembahasan “Question of Palestine.” Hal tersebut untuk mengingatkan kembali komunitas internasional agar memusatkan perhatian kepada persoalan di Palestina, kenyataan bahwa masalah Palestina belum terselesaikan.
Rakyat Palestina sampai hari ini belum terpenuhi hak-hak asasi kemanusiaannya sebagaimana yang didefinisikan oleh Majelis Umum PBB, yakni hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan luar, hak kemerdekaan dan kedaulatan nasional, serta hak untuk kembali ke rumah masing-masing dari pengungsiannya selama ini.
Departemen Ilmu Hubungan Internasional mengadakan Seminar Hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina pada Rabu (29/11) di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI.
Sebagai pembicara pada seminar ini, yaitu, Muhsin Syihab (Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri RI), Prof. Evi Fitriani, Ph.D. (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia), H.E Bunyan Saptomo (Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia), Broto Wardoyo, Ph.D. (Staf Pengajar Tetap Departemen Ilmu Hubungan Internasional), Pdt. Henrek Lokra (Sekertaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian Persatuan Gereja Indonesia) dan di moderator oleh Asra Virgianita, Ph.D. (Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia)
Dalam situasi saat ini, dimana serangan Israel ke Gaza dan berbagai kekerasan terhadap penduduk Tepi Barat dilakukan secara masif dan terstruktur. Dampak dari aktivitas militeristik dan juga politik Israel di bawah kepemimpinan pemerintahan sayap kanan telah membuat kehidupan rakyat Palestina menjadi sangat teraniaya.
Menurut Prof. Evi Fitriani, Ph.D, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia mengatakan bahwa kekuatan militer Israel dibantu dan didukung oleh Amerika Serikat.
“Perang antara Palestina dengan Israel sangat tidak adil. Israel mempunyai kekuatan militer dan perlengkapan senjata yang di supply oleh Amerika Serikat sedangkan Palestina perlengkapan senjatanya tentu tidak sekuat Israel, maka ini bukanlah perang agama tapi genosida terhadap rakyat Palestina, human abuse,” ujar Prof. Evi.
Broto Wardoyo, Ph.D, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP UI mengatakan wilayah Palestina semakin berkurang dan wilayahnya terbagi-bagi hal ini sangat rentan kekerasan terhadap rakyat Palestina yang dilakukan oleh Israel. Maka Palestina harus berdaulat.
Dukungan juga mengalir dari Indonesia ke Palestina. Meskipun jarak geografis Indonesia dan Palestina cukup jauh, Indonesia secara konsisten dan terus-menerus menunjukkan solidaritas yang mendalam terhadap rakyat Palestina.
Ia mengatakan, bahwa Indonesia sudah sangat kosistensi mendukungan Palestina, contohnya donasi humanitarian aids dan secara diplomatik seperti sekarang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi yang sering menyuarakan konflik di Palestina di kancah internasional. Sepanjang sejarah, Indonesia telah menunjukkan berbagai wujud nyata solidaritasnya terhadap rakyat Palestina.
Prof. Evi menambahkan, bahwa dalam dunia pendidikan kita bisa membantu dan menerima anak-anak Palestina untuk melanjutkan pendidikannya di Indonesia atau memberikan beasiswa.
Solidaritas Indonesia terhadap Palestina tersebut berdasarkan amanat Konstitusi Indonesia bahwa “kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Sebagai penutup, Pdt. Henrek Lokra mengatakan kalau Israel bilang itu tanah suci mereka, tapi mereka sendiri yang menumpahkan darah, membunuh para perempuan dan anak-anak. Perang yang terjadi di Palestina bukanlah perang antar agama.
Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan rasa solidaritas masyarakat Indonesia secara luas kepada rakyat Palestina. Selain itu, seminar ini juga bertujuan untuk menjelaskan kepada publik mengenai sejarah hubungan Indonesia dan Palestina hingga kini, Bentuk-bentuk dukungan domestik yang ditujukan untuk rakyat Palestina.