Pekan Komunikasi UI sudah diadakan sejak tahun 2007, merupakan ajang yang mempertemukan mahasiswa dan mahasiswi terbaik se-Indonesia untuk memecahkan fenomena yang ada dengan pendekatan ilmu komunikasi yang rutin diselenggarakan oleh jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Bukan hanya sebuah kompetisi, Pekan Komunikasi UI juga merupakan sebuah tempat berkumpulnya bagi semua orang yang berniat untuk belajar mengenai ilmu komunikasi. Pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, ataupun praktisi lintas jurusan, semua dapat berpartisipasi dalam rangkaian acara Pekan Komunikasi UI.
Pada hari Selasa (06/04) Pekan Komunikasi UI mengadakan seminar tentang Public Relation, yaitu Public Relations Vaganza adalah mata acara dari Pekan Komunikasi UI yang diselenggarakan oleh peminatan Hubungan Masyarakat. Public Relations Vaganza mengangkat judul “Action, Advocacy and Trust: Strategies for Communicating Sustainability” dalam seminar tahun ini. Membahas tentang bagaimana strategi perusahaan dalam pembangunan yang berkelanjutan termasuk keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial.
Menghadirkan pembicara Melani Masriel sebagai Communication, Sustainability & Public Affair Director dari Loreal Indonesia, Stella Septania sebagai Sustainability Strategist, Reporting & Assurance dari NCSR Indonesia, serta Arieta Soebroto Client Service Director of Public Relation & Influence dari Ogilvy Indonesia.
Perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir ini semakin terlihat jelas seperti banjir bandang, kebakaran hutan, angin topan dan gelombang panas karena dampak dari perilaku manusia. Selain itu pemasanan global dan perubahan lingkungan berpotensi untuk menciptakan degradasi permanen terhadap habitat manusia dan spesies lainnya.
Pada tahun 2020, Loreal meluncurkan kegiatan yang sustainability yaitu “Loreal For the Future” adalah komitmen Loreal untuk membangun model bisnis yang lebih ramah lingkungan, mentransformasi aktivitas untuk menghormati batasan planet dan berkontribusi menyelesaikan berbagai tantangan sosial dan lingkungan.
Melani menjelaskan, “ada tiga pilar utama komitmen ini. Pertama transformasi bisnis untuk menghargai batasan-batasan planet, menerapkan program transformasi internal baru, dengan langkah-langkah yang terukur, untuk membatasi dampak kami pada iklim, air, keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Kedua, memberdayakan pihak-pihak yang ada dalam ekosistem bisnis kami, membantu mereka bertransisi ke dunia yang lebih berkelanjutan. Ketiga membantu mengatasi tantangan dunia, dengan mendukung kebutuhan dari langkah-langkah pemecahan masalah sosial dan lingkungan yang mendesak.”
Secara global sustainability dibahas pada tahun 1979 pada first climate conference yang mengunpulan para ilmuan yang membahas perubahan iklim yang dialami bumi dan terjadi di seluruh belahan dunia dan memperngaruhi keseimbangan bumi.
Menurut Stella, “sustainability adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengurangin kebutuhan generasi selanjutnya. Seperti saat ini kita bisa menikmati udara yang bersih, air yang bersih dan kebutuhan pangan yang masih memadai, hal ini tentunya harus bisa dirasakan dan dinikmati oleh generasi selanjutnya setelah kita.”
Sustainability juga bukan hanya sekedar Corporate Social Responsibility. Perusahaan harus mengerti hubungan kepada masyarakat dan lingkungan. Pada bisnis atau perusahaan sustainability harus hand-in-hand dengan keuntungan. Perusahaan harus mengerti bahwa sukses dan sustainability tergantung dari hubungan sosial dan lingkungan.
“Untuk bisa sustainability harus berkolaborasi secara internal dan eksternal menjadikan steakholder menjadi mitra. Semua orang harus mempunyai keuntungan untuk yang lain kalau satu tidak berjalan dengan semestinya maka yan lainnya tidak akan survive. Secara filosofi sustainability adalah sebuah kolaborasi untuk menjadi inklusif bekerja dan bertumbuh secara bersama-sama” tambah Arieta.