Organisasi agar dapat terus hidup dan berkembang di lingkungan yang kompleks dan berubah secara dinamis perlu melakukan pembelajaran. Peter Senge (1990) mengembangkan pembelajaran organisasi dengan merangcang organisasi pembelajaran melalui penerapan lima disiplin yang meliputi; mental models, personal mastery, team learning, building shared vision, dan systems thinking.
Hal inilah yang dikaji lebih dalam oleh Dadang Hartanto dalam disertasinya yang berjudul “Metanoia Learning pada Bareskrim Polri dan Pemodelan Prospek dengan System Dynamics.” Setelah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan penguji, Jumat (19/6/2015), Dadang meraih gelar doktor di bidang Ilmu Administrasi.
Dalam sidangnya, Dadang memaparkan bahwa kajian ini bertujuan untuk menganalisis praktik disiplin pembelajaran organisasi yang menghasilkan metanoia (shift of mind), peran pemimpin dalam praktek disiplin dan leverage pada pembelajaran yang menghasilkan metanoia dengan menggunakan konsep pembelajaran organisasi dari Peter Senge.
Disertasi Dadang melihat pembelajaran organisasi yang terjadi pada Bareskrim Polri. Organisasi ini merupakan organisasi publik, penegak hukum, dan bagian dari organisasi Polri. Bareskrim Polri mengakomodasi prinsip-prinsip hierarki, rantai komando, dan mekanisme yang berlaku pada organisasi Polri, meski dalam praktiknya bersifat fleksibel dan organik karena secara legalitas anggota Bareskrim sebagai penegak hukum memiliki kewenangan diskresi yang senantiasa berhadapan dengan perbedaan pendapat dalam memproses perkara pidana dan dituntut untuk menyelesaikan berbagai jenis kejahatan dengan modus operandi baru dan canggih.
Hadir sebagai ketua sidang, Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc. Promotor dalam sidang doktor Dadang adalah Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho, M.S.M., Ph.D. Sedangkan yang menjadi kopromotor 1 adalah Prof. Dr. Azhar Kasim, M.P.A. dan kompromotor 2 adalah Dr. Andreo Wahyudiatmoko, M.Si. Sementara itu, anggota penguji terdiri dari Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Ma’arif, M.Eng., Dr. Wilfridus B. Elu, M.Si., Prof. Dr. Martani Huseini, Prof. Dr. Ferdinand Dehoutman Saragih, M.A., dan Prof. Dr. Amy Yayuk Sri Rahayu, M.Si.