oleh Sri Indah Wijayanti | Feb 20, 2023 | Berita, Liputan Media
Sosiolog sekaligus Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Prof. Paulus Wirutomo memprediksi, pendukung Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E tidak akan membubarkan diri dalam waktu dekat. Paulus menilai, pendukung Richard yang dikenal dengan nama Eliezer Angels, bakal mengawal Bharada E sampai pria berusia 24 tahun itu kembali ke masyarakat.
Alhasil selama Bharada E menjalani hukuman di balik jeruji besi, Paulus meyakini bahwa Eliezer Angels akan tetap setia. “Kalau menurut perkiraan saya, kalau isu itu sudah hilang, sudah terjawab. Eliezer sudah diterima lagi jadi polisi misal, mungkin akan berakhir (bubar) dukungannya,” ujar Paulus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/2/2023). “Sebaliknya, kalau Eliezer masih dipenjara, mungkin mereka masih melanjutkan. Karena di penjara kan mereka bisa meninjau dan membesuk,” tambahnya. Lebih lanjut, Paulus memprediksi bahwa dukungan yang diberikan kepada Eliezer justru bakal bertambah. Apalagi empat terdakwa kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, dan Ricky Rizal mengajukan banding atas vonis yang diterima. “Saya pikir pendukung Eliezer bisa bertambah. Kasus ini juga belum berakhir. Para pendukung Eliezer pasti mengawal proses hukum terdakwa lainnya. Terutama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang notabene memiliki kekuasaan,” ujar Paulus.
Sebagai informasi, Bharada E yang dituntut 12 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan hanya divonis 1 tahun 6 bulan penjara oleh hakim. Bharada E merupakan terdakwa pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Selain Bharada E, terdapat terdakwa lain yaitu Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal.
Source: https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/19/13535271/pendukung-bharada-e-diprediksi-awet-tak-akan-bubar-dalam-waktu-dekat?page=2
oleh Sri Indah Wijayanti | Feb 9, 2023 | Berita, Liputan Media

Kuliah Umum antara Delegasi Masyarakat Sipil Ukraina diselenggarakan dengan FISIP UI pada (9/2) di Auditorium Mochtar Riady dengan pembicara Prof. Olexiy Haran (National University of Kyiv-Mohyla Academy), Liubov Tsybulska (Ahli Komunikasi Strategis dan Pendiri Pusat Komunikasi Strategis Ukraina), Aliev (Wakil Direktur Jendral Institut Ukraina) serta sebagai moderator Shofwan Al Banna, Ph.D (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI).
Dalam kuliah umum tersebut, Delegasi Ukraina menyampaikan situasi sebenarnya yang dihadapi rakyat Ukraina.
Menurut Olexiy, hal yang penting perlu diketahui, perang ini bukan hanya perang antara Rusia dan Ukraina. Ini perang antara demokrasi dan tindakan yang ingin menghancurkan.
Ia menilai Rusia dinilai ingin menghilangkan identitas dari Ukraina, mulai dari bahasa hingga kultur yang ada. Bahkan Olexiy menyamakan kondisi Ukraina sama dengan Indonesia. Kedua negara sama-sama memiliki sejarah melawan kekuasaan kolonial yang menjajah dan berjuang dalam mendapatkan kemerdekaan.
Tindakan ini sangat bertentang dengan demokrasi, walau dalam propaganda Rusia selalu menekankan kedua wilayah merupakan satu kesatuan. Bagi Ukraina sendiri, propaganda Rusia yang dilakukan tujuannya untuk melemahkan keinginan warga Ukraina ikut berperang. Sayangnya, upaya tersebut gagal, karena bangsa Ukraina berjuang untuk melawan musuh yang ingin menghancurkan mereka.
Olexiy mengatakan bahwa propaganda Rusia telah membuat pemahaman masyarakat di wilayah Asia meyakini bahwa Ukraina seharusnya duduk bersama Rusia.

Begitu pula krisis kemanusiaan yang turut diderita oleh umat Muslim Tatar Krimea. Aliev mengatakan korban pertama perang disana adalah Muslim Tatar Krimea yang dipenjara dan dituduh melakukan terorisme. Rusia berusaha menghancurkan identitas dengan melarang para pemimpin dan organisasi agama kami.
Aliev mengharapkan dukungan dari masyarakat muslim di seluruh dunia. “Penting bagi kami untuk mendapat dukungan dari organisasi dan masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini bukan perang tentang wilayah, ini adalah perang tentang identitas dan masa depan kita. Banyak Muslim Ukraina telah bergabung berjuang di paramedis militer,” ujarnya.
Di sisi lain Aliev bersyukur karena suplai pangan halal untuk masyrakat muslim di Ukraina tidak mengalami gangguan.
Rusia gunakan strategi informasi dalam memecah dukungan yang beredar di publik. Upaya ini, menurut Tsybulska, sebagai tindakan agar tidak banyak pihak yang mau memberikan dukungan terhadap Ukraina. “Salah satu informasi yang disebar Rusia dengan menggunakan narasi mengkotakan koalisi Barat dan anti-Barat. Namun bagi kami, ini bukan tentang Barat dan Anti-Barat. Ini tentang kemerdekaan, kebebasan dan hidup kami. Upaya tersebut memang cukup berhasil dengan beberapa pihak yang menahan dukungan. Walau begitu Ukraina dapat bertahan hingga saat ini,” ujarnya.
Tsybulska menceritakan, pada awal-awal invasi Rusia dilakukan, banyak informasi menyatakan bahwa ibu kota Ukraina akan tumbang dalam tiga hari. Namun, menginjak peringatan satu tahun invasi tersebut, Ukraina tetap bisa melawan dengan baik.
Bahkan, Tsybulska menegaskan, Rusia hingga saat ini belum bisa mencapai satu pun tujuan yang ingin dicapai dari invasi tersebut. Padahal pasukan Rusia telah kehilangan ratusan ribu nyawa untuk menyerangan berbagai wilayah Ukarina
Para Delegasi tersebut juga merupakan pendukung Deklarasi Kyiv, yaitu seruan segenap warga sipil Ukraina kepada komunitas internasional untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia. Deklarasi Kyiv telah ditandatangani oleh lebih dari 100 pemimpin masyarakat sipil dan didukung oleh tokoh internasional, termasuk mantan kepala negara dan pemimpin internasional.
oleh Sri Indah Wijayanti | Feb 3, 2023 | Berita, Liputan Media
Maraknya kabar penculikan anak di berbagai media baru-baru ini dirasakan telah berdampak kepada munculnya rasa ketakutan masyarakat. Bila rasa sakit itu tidak segera dihentikan, bisa berdampak negatif bagi masyarakat itu sendiri.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Yogo Tri Hendiarto, menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk menciptakan rasa aman dan nyaman masyarakat. Salah satunya dengan tidak membagikan informasi tentang penculikan anak.
Sebab seringkali informasi kejadian penculikan itu merupakan kejadian yang sama di suatu daerah, atau informasi yang tidak benar atau hoaks. “Masyarakat jangan mudah membagikan info-info penculikan,” ungkap dia, Kamis (2/2/2023) sore.
Yogo menjelaskan maraknya berita atau informasi penculikan yang beredar bisa memicu rasa fear of crime atau ketakutan berlebihan atas kejahatan itu. Dia juga berpesan kepada media massa agar bijak dan cerdas saat memberitakan penculikan.
“Harus hati-hati saat memberitakan. Sebab bisa memunculan efek fear of crime secara massal. Jadi seakan-akan kejadian itu akan menimpa di tempatnya. Padahal tidak semua memberikan gambaran sebenarnya dari kejatan yang terjadi,” ujar dia.
Yogo juga menyoroti fenomena maraknya penggunaan media sosial di kalangan masyarakat. Sebab di media itu seringkali dibagikan informasi atau konten penculikan anak. Padahal informasi itu bisa saja kejadian yang sudah lama atau tidak benar.
“Media bersifat massal, apalagi medsos. Kadang-kadang juga gak benar tuh yang membuat, justru memberikan rasa takut kepada masyarakat. Karena berkaitan dengan anak, belum dewasa dan lemah, kekhawatiran masyarakat tinggi,” urai dia.
Yogo menjelaskan ada sejumlah motif atau alasan dari tindak penculikan anak yang terjadi. Pertama alasan pribadi yang bersifat balas dendam atau mengintimidasi. Untuk alasan ini biasanya antara korban dengan pelaku penculikan saling kenal.
Alasan lain penculikan yaitu untuk mengeksploitasi seksualitasnya. Untuk penculikan alasan ini menurut Yogo pelaku tidak saling kenal dengan korban. Pelaku memilih korban secara acak. “Korban dipilih acak dengan tujuan tertentu,” kata dia.
Alasan lain penculikan, Yogo menjelaskan motif ekonomi dengan meminta tembusan berupa uang atau materiil. “Menculik anak dengan memberikan ancaman bila tidak ditebus, akan dibunuh, atau dilakukan tindakan kekerasan lain,” tutur dia.
Sumber: https://www.solopos.com/masyarakat-solo-terancam-ketakutan-berlebihan-massal-karena-kabar-penculikan-1541028?utm_source=terkini_desktop
oleh Sri Indah Wijayanti | Jan 27, 2023 | Berita, Liputan Media
Hampir empat bulan berlalu sejak nama Anies Baswedan diusung sebagai calon presiden 2024 oleh Partai NasDem. Hingga saat ini belum ada koalisi yang ajeg terbentuk. Ada dua partai terdepan dalam rencana koalisi dengan NasDem: PKS dan Demokrat. Namun hingga sekarang dua partai tersebut belum mencapai mufakat. Nama yang disepakati jadi bakal pendamping Anies dinilai jadi batu penghalang koalisi yang akan berlabel nama Koalisi Perubahan tersebut.
Di tengah mandeknya komunikasi politik, sejumlah pengurus DPP Partai NasDem menyambangi Sekretariat Bersama Gerindra-PKB. Kehadiran NasDem di Sekber koalisi Gerindra-PKB membawa isu keretakan Koalisi Perubahan.
Hal ini diperkuat dengan statemen lantang NasDem untuk Demokrat soal kejelasan koalisi. Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali bertanya ke Demokrat apakah mereka masih berminat gabung dalam Koalisi Perubahan apabila Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak diusung sebagai cawapres.
Apakah kalau kemudian ternyata tidak sesuai kriteria yang ditetapkan oleh Anies, apakah Demokrat masih mau bergabung Koalisi Perubahan?”.
Di sisi lain, AHY mengaku tak ingin perdebatan soal sosok pendamping Anies justru menghambat rencana koalisi. AHY pun lantas menyerahkan sosok cawapres itu kepada Anies selaku Capres yang diusung.
“Untuk itu, Demokrat akan mengajak PKS agar menyerahkan keputusan bakal Cawapres kepada bakal Capres yang kita usung. Dengan demikian, tiga partai memiliki kesetaraan yang sama dalam koalisi,” kata AHY melalui keterangan tertulis.
Dosen Politik FISIP UI, Aditya Perdana menganggap Koalisi Perubahan harus menemukan titik temu soal pendamping Anies jika ingin bertahan. Di sisi lain, sosok cawapres yang dicari harus mampu mendongkrak elektabilitas Anies.
“Formulasinya itu udah ketemu belum buat bacawapres yang bisa naikkan elektabilitas Anies dan berpotensi untuk menang. Jadi, faktor cawapresnya itu juga penting untuk bisa menaikkan elektabilitas dan menyaingi pasangan lain,” kata Adit ke CNNIndonesia.com, Kamis (26/1).
Adit berpandangan sikap AHY yang menyerahkan bacawapres kepada Anies merupakan kompromi politik agar koalisi ini tetap bertahan. Namun demikian, Demokrat juga harus menegaskan tak akan kabur dari koalisi jika keputusan Anies tak sesuai harapan.
“Nantinya Demokrat sama PKS pun jangan protes kalau itu bukan kadernya, mereka juga jadi itu titik kompromi kalau menurut saya untuk kemudian bisa lanjut,” ucap dia.
Menurutnya, jika Demokrat-PKS bersikeras mengajukan sosok cawapres yang mereka inginkan, maka akan semakin sulit menemukan titik temu. Seperti diketahui, PKS sendiri menyorongkan nama Ahmad Heryawan, meski keputusan resmi akan dikaji melalui Majelis Syura PKS. “Mereka berpikir kalau sama-sama kuat enggak akan ada titik temu,” terangnya.
Kendati begitu, soal selanjutnya apakah Anies mampu menentukan cawapres yang akan diterima oleh Demokrat-PKS. Ia menerangkan, apabila hal itu terjadi, maka koalisi ini akan kuat. Tetapi jika tidak, maka koalisi akan berantakan. “Anies dengan power-nya bisa enggak mengatakan, ‘oke, cawapresnya si x’ dan yang lain setuju, kalau itu kejadian menurut saya itu udah kuat tapi kalau enggak, masih banyak intrik dan sikut-sikutan, udah berantakan lagi itu,” katanya.
Di sisi lain, menurutnya, kunjungan NasDem ke markas Gerindra-PKB itu merupakan upaya dalam membuka peluang untuk memperbesar peluang kemenangan. “Sehingga, dalam kondisi itu mereka sedang membuka ruang dan peluang untuk bisa bertemu dengan siapa aja dan koalisi dengan siapa aja, jadi perbesar peluang mereka,” ucap Adit.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230127100651-32-905513/panas-dingin-nasdem-demokrat-simpang-jalan-pencapresan-anies
oleh Sri Indah Wijayanti | Jan 24, 2023 | Berita, Liputan Media
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Josias Simon mengungkap pemicu kasus pembunuhan berantai atau serial killer di Bekasi dan Cianjur yang dilakukan oleh Wowon cs memiliki berbagai faktor. Dikatakan, faktor yang menjadi pemicu Wowon cs tega menghabisi nyawa sembilan orang itu bisa karena ekonomi, sosial, dan pribadi.
“Banyak faktor yang menjadi pemicu, ekonomi, sosial, dan pribadi,” kata Josisas kepada Beritasatu.com, Senin (23/1/2023).
Josias memaparkan, faktor sosial dan budaya seperti hidup seperti anggota masyarakat lain dengan menutupi masalah internal keluarga. Sementara, faktor pribadi lainnya seperti dendam atau terjadi perselisihan dengan keluarga.
Saat ini pihak kepolisian masih terus mendalami kasus pembunuh berantai atau serial killer tersebut dengan metode scientific crime investigation dan melibatkan para ahli keilmuan. Sebelumnya polisi mengungkap aksi pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs dari kasus kematian satu keluarga di Bekasi yang diduga tewas keracunan namun ternyata ketiganya dibunuh menggunakan pestisida. Mereka dibunuh oleh Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin.
Sejauh ini, korban pertama Wowon cs diketahui merupakan seorang TKW bernama Siti. Wowon memerintahkan Noneng, mertua dari istrinya yang bernama Wiwin, agar mendorong Siti ke laut saat perjalanan menuju Mataram, NTB. Jasad Siti kemudian ditemukan warga dan dimakamkan di Garut, Jawa Barat.
Setelah Siti, Wowon membunuh seorang wanita bernama Farida. Jenazah Farida dikubur di sebuah rumah di Cianjur. Kekejaman Wowon cs tidak sampai di situ saja. Noneng dibunuh tersangka lain dalam kasus serial killer tersebut, yaitu Solihin alias Duloh.
Korban lain setelah Noneng, adalah Wiwin, istrinya. Jasad Noneng dan Wiwin dikubur dalam satu lubang yang sama di area rumah Cianjur.
Korban berikutnya seorang wanita bernama Halimah. Ia dibunuh Duloh. Halimah juga merupakan istri Wowon. Setelah dibunuh, Halimah dikembalikan ke keluarga di kampung halamannya. Saat mengantar itu, Duloh berdalih Halimah meninggal karena sakit.
Wowon juga menikahi Maemunah, anak dari Halimah, yang juga mantan istrinya. Dari pernikahan tersebut, Wowon dan Maemunahh punya dua anak, yaitu Bayu dan Neng Ayu.
Bayu juga menjadi korban pembunuhan serial killer ini. Dia dibunuh Duloh di Cianjur. Bayu dikubur di sebuah lubang di samping rumah Wowon. Sepak terjang klompotan Wowon dkk tidak berhenti di situ. Kasus serial killer juga terjadi di Bantar Gebang, Kota Bekasi.
Tiga orang dibunuh dengan cara diracun dan dicekik di Bekasi. Ketiganya adalah Maemunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Riswandi.
Riswandi merupakan anak Maemunah dari mantan suaminya, Didin. Korban selamat dalam kasus di Bekasi, adalah Neng Ayu yang merupakan anak Wowon dengan Maemunah.
https://www.beritasatu.com/news/1020897/kriminolog-ungkap-pemicu-wowon-serial-killer-tega-habisi-9-orang/2