Dizza Aliftsa Agus, mahasiswa program studi Hubungan Internasional Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) terpilih menjadi Mahasiswa BerprestasiUtama jenjang Sarjana Universitas Indonesia (UI) 2020.
Direktorat Kemahasiswaan UI, untuk kali pertama dalam sejarah UI, menyelenggarakan ajang pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas secara daring. Pengumuman Mahasiswa Berprestasi 2020 dilakukan pada Jumat (5/6) yang disaksikan oleh RektorUI Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D, Wakil Rektor UI bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. rer. nat. Rosari Saleh, serta para jajaran pimpinan di fakultas maupun program yang ada di UI. Mapres Utama UI jenjang Sarjana dan Vokasi akan mewakili UI dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berpestasi Nasional, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Pusat Prestasi Nasional.
Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D menyampaikan, “Seluruh mahasiswa berprestasi yang berpartisipasi dalamajang ini adalah jagoan saya.Saya ucapkan selamat kepada pemenang Mapres Utama yang akan mewakili UI ke tingkat nasional serta kepada seluruh finalis. Apapun hasilnya, ini hanyalah suatu kejadian dari sebuah perjalanan yang masih panjang. Yang lebih penting adalah setelah ini, apakah ini bisadijadikan sebagai modal untuk berkarya, berkontribusi, berkarir selanjutnya. Apa yang terjadi di bangku universitas, itu adalah situasi yang disimulasi – bukan situasi sebenarnya, karena yang sebenarnya adalah nanti di masyarakat/lapangan kerja. Disitu Anda akan belajar cara berinteraksi dengan yang lain. Yang dinilai adalah kerja sama tim bukan kerja individu. Dunia ini adalah suatu perlombaan dari jaringan-jaringan yang berisi orang. Di dalam jaringan Anda harus bisa bekerja sama, bernegosiasi, membujuk, memimpin, dan kadang perlu mengalah. Siapa yang staminanya yang paling kuat, maka itu jaringan yang menang. Bangsa yang unggul bukan karena mahasiswanya sangat pintar saja, melainkan keunggulannya secara kolegial. Maka, gunakanlah capaianmu saat ini sebagai modal ketika terjun ke dunia/masyarakat. Saya juga sampaikan apresiasi sebesar-besarnyakepada pimpinan fakultas/sekolah, juri, serta Direktorat Kemahasiswaan UI yang tetap mengupayakan ajang ini berlangsung walaupun di tengah masa pandemik COVID-19.”
Senada dengannya, Prof. Dr. rer nat Rosari Saleh menyampaikan, “Virtual tidak mengurangi makna dan signifikansi acara kita ini. Berjalannya ajang ini menunjukkan keberhasilan dan kesolidan sivitas akademika UI di tengah situasi sulit saat ini. UI tetap berupaya dan berhasil menjalankan fungsinya sebagai perguruan tinggi berkualitas dan tetap mencatat prestasi mahasiswanya yang luar biasa. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada para dosen, yang dengan segala keterbatasan tetap bersemangat dan berjuang menggali potensi mahasiswa UI yang luar biasa. Begitu juga saya ucapkan terima kasih kepada juri, panitia penyelenggara, Direktorat Kemahasiswaan, jajaran pimpinan dan manajer kemahasiswaan di fakultas/program telah berhasil mengoptimalkan pemanfaatan IT di dalam pemilihan mapres UI sejak awal. Bagi para mapres, senantiasa tunjukkan kepada Indonesia, bahwa Anda sebagai wakil dariUI yang memiliki kecerdasan, nurani, nasionalisme yang utuh dan layak menjadi pemenang. Tunjukkan juga warga UI adalah warga inklusif yang mengatasi masalah di akar rumput dan mampu mencari alternatif solusi atas permasalahan bangsa.”
Dizza menyampaikan, “Saya percaya ajang ini adalah kesempatan yang baik untuk berkolaborasi di dalam pengembangan diri. Mapres UImerupakan wadah bagi gagasan dan inisiatif yang dibuahkan oleh sesama mahasiswa berprestasi dari masing-masing fakultas. Saya selalu berpegangan dengan pernyataan Niccolo Machiavelli bahwa bukan gelar yang meninggikan seseorang melainkan seseorang yang bertanggung jawab memantaskan dirinya di dalam menggunakan gelar tersebut. Quote tersebut sangat pantas dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi ini. Saya beruntung dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya dan akan berjuang atas kepercayaan yang telah saya terima ini.”
“Dalam waktu singkat, Direktorat Kemahasiswaan UI bersama Juri dan Pimpinan Fakultas, melakukan persiapan untuk mengirimkan wakil terbaik dari 14 Fakultas Sarjana dan 1 Program Vokasi ke tingkat Universitas. Para mahasiswa ini kemudian harus saling unjuk gigi di ring kompetisi Presentasi Makalah Karya Tulis Ilmiah, Wawancara CV, Bahasa Inggris dan Test Psikologi. Arena pertarungan yang sengit berlangsung pada saat Presentasi Makalah dan Bahasa Inggris. Para mahasiswa saling mendemonstrasikan kecakapan, kelihaian dan ketrampilan mereka untuk meyakinkan serta menangkis berbagai serangan pertanyaan dari juri maupun sesama peserta.Tantangan lainnya ialah bagaimana para kandidat mapres menampilkan sisi humanis mereka, di balik gemilangnya capaian prestasi masing-masing pada saat penjurian psikologi. Tak sedikit para kandidat yang begitu terkuras emosinya, hingga menitikkan air mata, saat menceritakan perjalanan hidup mereka,” ujar Rosari Saleh.
Lebih lanjut, terdapat sejumlah penghargaan yang berhasil diraih oleh para finalis, yaitu kategori Karakter Terbaik diraih oleh Faris Abdurrachman (Fakultas Ekonomi dan Bisnis); Kategori Makalah dan Presentasi Terbaik diraih oleh Kenny Anderson (Fakultas Teknik) ; Berikutnya, pada kategori Rumpun Ilmu Kesehatan Terbaik diraih oleh Daniell Edward Raharjo (Fakultas Kedokteran); kategori Rumpun Ilmu Sains dan Teknologi Terbaik diraih oleh Kenny Anderson (Fakultas Teknik);Kemudian, Kategori CV Terbaik, Kategori Bahasa Inggris Terbaik, dan Kategori Rumpun Ilmu Sosial-Humaniora Terbaik, ketigapredikatnya diraih oleh Dizza Aliftsa Agus (FISIP).
Pemenang Mapres Utama UI Program Sarjana mendapatkan uang pembinaan pendidikan sebesar Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Sedangkan pemenang kedua mendapatkan uang pembinaan pendidikan sebesar Rp7.000.000 (tujuh juta rupiah) dan pemenang ketiga memperoleh Rp5.000.000 (lima juta rupiah). Pemenang Mapres Utama UI Program Vokasi mendapatkan uang pembinaan pendidikan sebesar Rp5.000.000 (lima juta rupiah), serta tigabelas finalis lainnya akan memperoleh masing-masing senilai Rp2.000.000 (dua juta rupiah). Sedangkan para peraih kategori terbaik memperoleh tambahan hadiah berupa tabungan pendidikan senilai total Rp5.000.000 (lima juta rupiah) untuk 13 kategori yang diberikan oleh BNI.
Center for International Relations (CIREs) FISIP UI, menyelenggarakan diskusi terbuka untuk umum dengan mengangkat isu aktual “Perubahan Peta Politik di Malaysia dan Arah Demokratisasi: Perspektif Indonesia” yang diselenggarakan pada Selasa (10/03) di Miriam Budiarjo Research Center (MBRC) FISIP UI.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengirimkan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia, Yang DiPertuan Agung Abdullah, pada Senin (24/02). Hal ini menjadi babak baru sekaligus ujian bagi koalisi Pakatan Harapan yang memenangkan pemilihan umum pada 9 Mei 2018, setelah mengalahkan pesaing mereka, Barisan Nasional.
Langkah mendadak Mahathir membuat Pakatan Harapan semakin
goyah, sebab sebelumnya mereka juga sudah diterpa sejumlah masalah yang memicu
keretakan. Salah satu masalah utama yang terus diperdebatkan di dalam tubuh
Pakatan Harapan adalah soal pemindahan kekuasaan dari Mahathir kepada Anwar.
Sejumlah faksi
di Pakatan Harapan bersikap berseberangan terkait masalah tersebut. Ada yang
mendesak Mahathir untuk segera mengundurkan diri. Sedangkan lainnya meminta hal
itu tidak perlu dibahas karena menjadi kewenangan penuh Mahathir.
Pada bulan Maret 2020 Muhyiddin
Yassin, Presiden Partai Pribumi Malaysia Bersatu (Partai Bersatu) yang juga
mantan Menteri Dalam Negeri Kabinet Pakatan Harapan resmi dilantik sebagai
Perdana Menteri kedelapan Malaysia. Pelantikan dan pengangkatan sumpah jabatan
serta sumpah simpan rahasia sebagai perdana menteri tersebut berlangsung di
Balai Singgahsana Kecil, Istana Negara. Muhyiddin langsung dilantik oleh Raja
Malaysia atau Yang Dipertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa
Billah Shah.
“peralihan kekuasaan dari Mahathir ke
Muhyiddin menjadikan keadaan Malaysia sekarang ini tidak stabil karena
Muhyiddin kesukaran dalam memilih Menteri. Muhyiddin harus memilih di kalangan
UMNO tetapi dia sudah berjanji tidak akan memilih mereka yang tidak bersih,
sementara sebagian besar tokoh UMNO sedang diselidiki terkait kasus korupsi,”
jelas Cecep Hidayat.
Cecep Hidayat juga mengatakan, kabinet
Perikatan Nasional Perdana Menteri Muhyiddin hanya 19% (6 dari 31 Menteri)
berasal dari kelompok ras minoritas. Hanya ada satu Cina dan satu India,
kontras jika dibandingkan dengan populasi Cina yang 20,6% dan India yang 6,2%. Representasi
kelompok ras, perempuan dan generasi muda pada kabinet Perikatan Nasional
Perdana Menteri Muhyiddin lebih sedikit jika dibandingkan dengan kabinet
Perdana Menteri terdahulu, Mahathir.
“Impact
perubahan politik Malaysia pada demokrasi Malaysia dan kebijakan luar negeri
nya. Kalau dari politik domestiknya, politik identitas akan selalu memainkan
peranannya, politik islam sangat kuat dimainkan. Dalam kebijakan luar negeri
Malaysia pro terhadap kepentingan islam. Lebih memerhatikan isu-isu tentang
islam seperti Rohingya,” jelas Rakhmat Syarip.
Departemen Hubungan Internasional dan Departemen Kesejahteraan Sosial mengadakan seminar hasil penelitian yang diadakan pada Senin (9/12) di Auditorium Komunikasi FISIP UI. Penelitian ini berkolaborasi antar ilmu hubungan internasional dengan ilmu kesejahteraan sosial yang mengangkat tema “Kejahatan Transnasional dan Perlindungan Warga Negara di Perbatasan Darat Negara Republik Indonesia”.
Sebagai pembicara
Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc., Dra. Evi Fitriani, M.A, Ph.D dan Ali
Abdullah Wibisono, Ph.D. Sebagai moderator adalah Aisha R. Kusumasomantri,
S.Sos, M,Sc.
Tujuan dari
penelitian ini adalah memahami secara komprehensif masalah keamanan
transnasional dan masalah-masalah sosial yang ditimbulkan diperbatasan darat
Indonesia dengan tiga negara tetangga yaitu Malaysia, Timor Leste dan Papua
Nugini.
Organisasi
kejahatan transnasional adalah kelompok terstruktur, tiga orang atau lebih
melakukan kriminalitas secara berkelanjutan dalam suatu periode waktu serta
pada skala yang serius. Mencakup kriminalitas yang ditentukan dalam suatu
kerangka legal untuk mencapai keuntungan material atau keuangan.
Penguatan sistem
keamanan negara dan perlindungan warga negara di wilayah perbatasan melalui
model pengelolahan data berbasis teknologi informasi. Serta rekomendasi
kebijakan yang sesuai dan dapat diterapkan dalam rangka memperkuat kemanan negara
dan perlindungan warga negara di perbatasan.
Dibangunnya
jalan di perbatasan Indonesia merupakan salah satu tujuan yang tercapai sebagai
perwujudan bahwa negara hadir dan melindungi segenap warga Indonesia. Dengan
adanya peningkatan kualitas dan pembangunan jalan baru dikawasan perbatasan
terus dilakukan di titik yaitu Kalimantan, NTT dan Papua sebagai bagian penting
beranda terdepan Indonesia. Kawasan Tertinggal, Terluar, Terdepan (3T) adalah
wajah depan Indonesia yang harus diperbaiki dan didorong kemajuannya.
Adapun kerentaan
sosial di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini yaitu kehadiran ganja dari
Papua Nugini, problematika separatism Papua yang bersembunyi di Papua Nugini,
serta kawasan Papua Nugini juga seringkali menjadi tempat bersembunyi bagi
buronan dan jalur penyelundupan barang ilegal.
Tidak hanya di
perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini saja, tetapi juga terjadi di
perbatasan Indonesia dengan Malaysia yaitu gangguan kejiwaan yang terjadi pada
imigran Indonesia dan pemalsua identitas. Serta di perbatasan Indonesia dengan
Timor Leste adalah penyelundupan bahan bakar minyak bersubsidi dari Indonesia
ke Timor Leste dan proses intergase masyarakat eks-pengungsi Timor Leste di
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Hasil riset ini
merupakan riset multi dimensi dan juga melibatkan banyak aktor seperti
pemerintah, aparat, perusahaan dan masyarakat. Hal ini menjadi kajian yang
kompleks, melibatkan banyak aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, keamanan dan
juga budaya.
Departemen Hubungan Internasional
Universitas Indonesia mengadakan International
Relation Project UI 2019 di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI pada
tanggal 2-8 November 2019. Akhir rangakaian ditutup dengan dialog publik pada
hari Jumat (8/11) salah satu keynote
speaker adalah Broto Wardoyo S.Sos., M.A Dosen Hubungan
Internasional FISIP UI yang memberikan paparannya tentang kontribusi Indonesia
bagi perdamaian dunia di PBB.
Diplomasi
Indonesia di PBB, salah satunya adalah kontribusi Indonesia untuk perdamaian
dunia merupakan mandat yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Indonesia juga
mengimpletasi dalam perdamaian dunia dengan menjadi pasukan perdamaian dunia di
PBB dan keikutsertaan menjadi Dewan Keamanan PBB (DK PBB).
Broto Wardoyo
menjelaskan, ketika berbicara tentang kebijakan luar negeri Indonesia, ada dua
hal yang penting. Pertama kita harus berbicara kemerdekaan, hal itu menjadi
pegangan Indonesia untuk menjadi Dewan Kemanan PBB. Kedua kebijakan luar negeri
Indonesia selalu mengarahkan kepada perdamaian untuk negara yang sedang mengalami
konflik.
Kontribusi Indonesia untuk perdamaian sudah banyak dilakukan, salah satunya perang dingin, ketika berbicara tentang perang dingin, kita bicara tentang blok barat dan blok timur. Indonesia membuat kelompok negara yang mengkhusus kan untuk tidak berpihak pada blok barat maupun blok timur. Indonesia juga terlibat dalam berbagai operasi pemeliharaan perdamaian. Hal-hal tersebut menjadi kontribusi yang nyata bagi Indonesia.
“Ketika Indonesia
menjadi anggota tidak tetap PBB, banyak inisiatif yang dilakukan, di masa
lampau Indonesia menjadi mediator atau mediasi konflik di Kamboja dan semua
anggota PBB mengakui kontribusi Indonesia pada saat itu. Selain itu, Indonesia
juga ada dialog antara kelompok Sunni dengan Syiah. Indonesia menjadi 10 negara
kontributor yang sangat berperan dalam misi perdamaian dunia” ujar Broto
Wardoyo.
Dalam konteks
internasional, partisipasi tersebut merupakan indikator penting dan konkrit
dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi dalam menjaga perdamaian
dan keamanan internasional. Sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan
tersebut merupakan sarana peningkatan profesionalisme individu dan organisasi
yang terlibat secara langsung dalam penggelaran operasi internasional.
Kuliah tamu yang digelar oleh Hubungan Internasional
FISIP UI ini menghadirkan Özlem Sara
Cekic yang merupakan anggota Parlemen Denmark periode 2007-2015. Dilahirkan di
Turki dari orang tua Kurdi, Özlem Sara Cekic
dan keluarganya menetap di Denmark pada 1980. Pada 2007, ia menjadi wanita
pertama dengan latar belakang imigran Muslim yang terpilih menjadi anggota
Parlemen Denmark.
Saat
ini Özlem adalah seorang pembicara,
penulis, dan aktivis sosial. Proyeknya #dialoguecoffee berupaya memicu
percakapan antara orang-orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda untuk memahami
prasangka yang tidak baik.
Setelah terpilih menjadi anggota parlemen Denmark, Özlem
Cekic mulai menerima surat-surat kebencian. Untuk mengatasinya, dia melakukan
hal yang tidak terduga, dia bertemu dengan para pembencinya secara langsung.
Inti dari konsep ‘Dialogue Coffee’ adalah “berbicara
satu sama lain sehingga kita dapat membangun pengertian antara satu sama lain.
Di Denmark, ada ruang bagi semua orang dan kebebasan untuk berbicara ”
tambahnya.
Idenya pertama kali pada tahun 2010, ketika dia masih
anggota parlemen. Sejak itu dia bertemu dengan orang-orang yang menyerangnya dalam
komentar media sosial dan pesan pribadi, seringkali dengan bahasa yang sangat
agresif. Pada tahun 2017, di mana dia mengunjungi seorang pria yang mengirim
surat kebencian kepadanya dan mendapat perhatian dunia setelah diliput oleh
BBC.
Budaya berdialog dan percakapan
antar-manusia menjadi salah satu aspek penting dari demokrasi. Namun Özlem mengatakan, “budaya
itu kerap sulit untuk dilakukan. saat
ini, banyak orang yang berpegang keras terhadap opini yang dipercayai dan tak
memberi ruang untuk mempertimbangkan pandangan yang dianggap berseberangan.
Akibatnya, tak banyak dialog yang terjadi antara opini-opini yang berbeda”.
“Kita hanya bergaul dengan orang-orang yang memiliki
pemikiran yang sama dan tidak menghargai pemikiran orang lain. Kita tidak
berusaha untuk berbicara dengan mereka yang memiliki pandangan berbeda. Itu
dapat merusak demokrasi yang sehat” tambahnya.
Özlem
percaya, percakapan adalah hal yang paling sulit dalam demokrasi dan juga yang
paling penting. Percakapan dan dialog semacam itu tidak dilakukan untuk
mengubah pola pikir seseorang tetapi untuk memahami dan menerima beragam sudut
pandang orang lain.
“Jika anda ingin mencegah
kebencian dan kekerasan, kita harus berbicara dengan sebanyak mungkin orang dan
selama mungkin, sambil bersikap terbuka. Itu hanya bisa dicapai melalui debat,
percakapan kritis dan berdialog yang tidak menjelek-jelekkan orang, ”katanya.
Dalam semangat toleransi dan empati, Özlem mendesak orang-orang untuk tetap berpikiran terbuka terhadap pandangan yang berlawanan, karena itu bisa menjadi senjata melawan ucapan kebencian dan kekerasan.
Kampus UI Depok Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia