Pada Kamis (5/12) Agustinus Rusdianto Berto berhasil menyandang gelar doktor Ilmu Komunikasi, setelah berhasil mempertahankan hasil disertasinya yang berjudul “Celah Struktur dalam Industri Pariwisata Selam (Dinamika Tertius dalam Struktur Jaringan Informasi Pemadu Selam Lokal di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo)” di hadapan para penguji. Sidang promosi doktor Agustinus Rusdianto Berto dilaksanakan di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.
Berangkat dari latar belakang gelombang kompetisi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata namum sebagai salah satu negara anggota ASEAN, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapinya kerap dipertanyakan. Tetapi pada sektor pariwisata, pemerintah Indonesia begitu optimis, meyakini bahwa kualitas dan kuantitas tenaga kerjanya paling siap menghadapi MEA dibanding dengan sektor-sektor tenaga kerja lainnya.
Bahkan sejak tahun 2016, industri pariwisata Indonesia telah mampu menyumbang devisa terbesar kedua setelah industri kelapa sawit, mengalahkan sektor migas bahkan di proyeksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Namun bila ditelisik pada kawasan ASEAN, Indonesia tetap berada di belakang Singapura, Malaysia dan Thailand karena lemah dalam indikator keberlangsungan lingkungan, infrasruktur jasa pariwisata, transportasi, sumber daya budaya dan perjalanan bisnis.
Hal ini erat kaitannya dengan
persoalan otonomi daerah, yakni kesiapan setiap daerah dalam mengelola sumber
dayanya masing-masing untuk mengahadapi iklim pariwisata yang cenderung
kompetitif bahkan konfrontatif.
Disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi struktur kesenjangan informasi beserta celah-celah struktur kesenjangan informasi beserta celah-celah struktur dan dinamika peran tertius didalam jaringan informasi pariwisata selam pada Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo.
Hasil dari disertasi ini yang pertama adalah informasi sosiokultural lebih mendominasi struktur kesenjangan informasi pariwisata selam dari pada informasi teknis kepariwisataan itu sendiri. Kedua, teradapat aktor yang mampu memainkan peran keperantaraan informasi pariwisata melalui strategi tertius gaudens dan tertius iungens, sehingga dapat mengokupasi posisi-posisi yang signifikan di dalam celah-celah struktur jaringan informasi pariwisata selam, terutama dalam hal diskursus informasi sosiokultural. Ketiga, dari temuan beberapa tertius sebelumnya, salah seorang diantaranya begitu kompeten dalam memainkan peran dan strategi bertransformasi menjadi tertius contingens dengan piawai memainkan peran dan strategi dualitas tertiusgaudens dan tertius iungens, baik secara bergantian maupun bersamaan, sebagai bentuk mekanisme adaptasinya terhadap kondisi gejolak jaringan.
Hadir sebagai ketua sidang, Prof. Dr. Dody Prayogo, MPSt. Promotor dalam sidang doktor
Agustinus adalah Prof. Dr. Ilya R.
Sunarwinadi, M.Si. Sedangkan yang menjadi kopromotor adalahDr. Pinckey
Triputra, M.Sc. Sementara itu, anggota penguji terdiri dari Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D., Dr. Frans
Teguh, M.A., Dra. Hendriyani, M.Si., Dr. Eriyanto, M.Si.
Pada Kamis (5/12) Saiful Totona
berhasil menyandang gelar doktor Sosiologi, setelah berhasil mempertahankan
hasil disertasinya yang berjudul “Krisis Sosio-Ekologi: Dinamika Penguasaan
Tanah dan Eksploitasi Sumber Daya Alam di Wilayah Teluk Kao” di hadapan para
penguji. Sidang promosi doktor Saiful Totona dilaksanakan di Auditorium Juwono
Sudarsono FISIP UI.
Hadir sebagai ketua sidang, Julian Aldrin Pasha Rasjid, M.A, Ph.D.
Promotor dalam sidang doktor Saiful Totona adalah Prof. Dr. Dody Prayogo, MPSt.
Sedangkan yang menjadi kopromotor adalahDra. Francisia Saveria Sika Ery Seda, M.A.,
Ph.D. Sementara itu,
anggota penguji terdiri dari Dedy Supriadi Adhuri, Ph.D.,
Dr. Deddy Heryono Gunawan., Dr. Semiarto Aji Purwanto, M.Si., Dr. Ricardi S.
Adnan, M.Si., Dr. Ida Ruwaida, M.Si.
Fokus penelitian disertasi Saiful
Totona adalah dinamika penguasaan tanah dan eksploitasi sumber daya alam yang
berdampak pada krisis sosio-ekologi di wilayah Teluk Kao, Maluku Utara. Krisis
sosio-ekologi bukan hanya merupakan akibat langsung dari eksploitasi sumber
daya alam tetapi telah terjadi sejak perubahan penguasaan tanah yang
menciptakan ketimpangan dan retaknya relasi sosial.
Krisis sosio-ekologi yang terjadi
akibat pencerabutan masyarakat atas tanahnya, pencemaran tanah, sungai dan laut
sebagai sarana utama produksi-konsumsi. Limbah pertambangan juga diduga
melahirkan beberapa penyakit aneh, gatal-gatal yang diderita masyarakat bahkan
diduga mengakibatkan beberapa warga meninggal dunia. Kondisi-kondisi ini di
perparah dengan retaknya hubungan antara masyarakat yang sering menimbulkan
konflik kekerasan.
Hasil studi ini menunjukan bahwa
penguasaan tanah oleh negara dan perusahaan berlangsung di bawah paksaan dan
kekerasan dengan melibatkan elit adat telah menciptakan ketimpangan penguasaan
dan kepemilikan tanah serta retaknya relasi sosial dalam masyarakat.
Adapun eksploitasi sumber daya alam
memiliki dampak negatif yang lebih luas bukan hanya menutup dan menghilangkan
sarana produksi masyarakat terhadap tanah tetapi juga telah berdampak pada
ketidakberlanjutan ekologi-pencemaran tanah, sungai dan laut yang mengakibatkan
terganggunya keberlanjutan produksi-konsumsi masyarakat serta perubahan budaya.
Studi ini merekomendasikan agar
regulasi perundang-undangan terkait penguasaan tanah dan eksploitasi sumber
daya alam perlu ditinjau kembali agar dapat memulihkan krisis sosio-ekologi
yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah Teluk Kao, Maluku Utara.
Departemen Ilmu Politik FISIP UI
menggelar kuliah umum di Auditorium Komunikasi FISIP UI (27/11). Duta Besar
Jerman untuk Indonesia, Dr. Peter Schoof memberikan kuliah umum tentang
kebijakan dalam dan luar negeri Jerman serta bagaimana implikasinya di
Indonesia.
Dalam kesempatan ini Peter Schoof menerangkan
sejarah yang melatarbelakangi kebijakan dalam dan luar negeri Jerman dengan
fokus pada hubungan bilateral Indonesia-Jerman dan ekonomi Jerman. Kedatangan
Duta Besar disambut oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI, Dr.
Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc.
Schoof mengatakan “banyak orang yang
tidak memahami Jerman sekarang tanpa mengetahui sejarah Jerman di masa lalu.
Dua perang dunia, pertama dan kedua dipicu oleh negara saya, Jerman. Perang
dunia menyebabkan lima puluh juta orang eropa dan yahudi meninggal dunia. Tetapi
hal yang penting dari perang dunia adalah kita mendapatkan kebebasan”.
Proses demokratisasi terjadi setelah masa Kekaisaran Jerman, hingga keruntuhan Rezim Jerman Nazi pasca perang dunia kedua yang mendorong terpecahnya Jerman menjadi dua negara, Jerman Barat dan Jerman Timur.
Proses demokratisasi di Jerman Barat menjadi salah satu langkah penting bagi pertumbuhan dan pembentukan kembali identitas politik Negara Jerman sebagai sebuah negara yang demokratis saat ini, sekaligus tantangan dalam menghadapi pengaruh komunisme yang menguasai Jerman Timur selama Perang Dingin.
Sektor ekonomi Jerman mempunyai pasar sosial dengan tenaga kerja berkemampuan serta tingkat inovasi tinggi. Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar dan terkuat di Eropa, PDB terbesar keempat dunia, pendapatan nasional bruto terbesar kelima dunia dan kontributor terbesar ke Uni Eropa tahun 2011. Sektor jasa berkontribusi terhadap 71% total PDB, industri 28% dan pertanian 1%.
Schoof juga mengatakan masyarakat
Indonesia dan juga generasi muda Indonesia harus meneruskan warisan dari
mendiang B.J Habibie yang sudah banyak dilakukannya dalam bidang teknologi dan transportasi
penerbangan serta aerodinamis. Schoof juga mengharapkan nantinya banyak
generasi muda Indonesia yang mau giat belajar untuk bisa memajukan bangsa
Indonesia.
Saat ini dunia berada pada era dimana revolusi teknologi secara tidak langsung telah mengubah gaya hidup. Perubahan tersebut tentunya melibatkan sektor global yang tidak lain merupakan sektor pemerintahan, perusahaan swasta, sektor industri, ekonomi, pasar modal, pelaku politik hingga bisnis dan masyarakat luas.
Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HMIP) FISIP UI bersama Generasi Melek Poltik (GMP) menggelar acara seminar dan focus grup discussion (FGD) bertajuk ‘Academia Politica: The Infinity War of Challenges, Talent and Policy in the Digital Age’ yang dilaksanakan di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI. Mengundang Faisal Basri (Ekonom dan Politisi) dan Rahayu Sarawati (Politisi) sebagai pembicara serta sebagai moderator Dedek Prayudi (Politisi dari partai PSI) di acara Academia Politica.
Munculnya Revolusi Industri Generasi Pertama,
Kedua hingga Ketiga. Sekarang ini, kita berada di Revolusi Industri Keempat
yang diyakini akan mampu meningkatkan produktivitas. Berbeda dengan revolusi
sebelumnya, revolusi 4.0 diprediksi memiliki efek yang lebih besar karena tidak
hanya menyentuh dunia manufaktur, melainkan seluruh aspek bisnis.
“Perbedaan
revolusi industri 1.0 dengan revolusi industri 4.0 adalah pada impact yang dirasakan, pada revolusi
insudtri 1.0 sampai dengan revolusi industri 3.0 dampaknya hanya dirasakan oleh
perusahaan tersebut, jadi perusahaan yang lebih untung banyak. Sedangkan revolusi
industri 4.0 dampak sosialnya lebih terasa, dampak bagis masyarakatnya lebih
besar,” Jelas Faisal Basri.
Faisal Basri
menambahkan, Orang lain menganggap revolusi industri itu sesuatu ancaman tapi menurut
saya revolusi industri 4.0 adalah peluang, impact
on society bigger than industries, dampak bagi petani dan bagi usaha kecil
menengah (UKM) lebih banyak peluang.
Indonesia termasuk ke dalam negara yang sudah maju. Sumber daya laut yang luar biasa tetapi sektor perikanan hanya menyumbang sekitar 2,6% dari GDP. Transportasi laut hanya menyumbang 0,3% dari PDB padahal Indonesia mengklaim negara maritim terbesar di dunia, jauh lebih sedikit dari pada transportasi udara (1,6%) dan transportasi darat (2,4%). Jika transportasi laut kuat maka akan memperkuat integrasi ekonomi nasional.
Sekitar 3,4 juta
industri mikro dan 283.000 industri skala kecil akan berpotensi untuk
memperkuat rantai pasokan global Indonesia. Pada Agustus 2019, 28,6% populasi
pekerja berada di sektor pertanian. Moderenisasi sektor pertanian mempercepat
peningkatan produktivitas nasional dan kesejahteraan rakyat.
Dalam kesiapan revolusi industri 4.0, salah satu langkah prioritas yang tengah dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Faisal Basri mengharapkan nantinya anak muda atau generasi berikutnya dapat memajukan industri Indonesia agar dapat bersaing dengan negara Asia bahkan bersaing secara global serta dapat menjadikan industri Indonesia menjadi industri 4.0 seutuhnya.
Tantangan Indonesia sekarang ini adalah memperkokoh institusi politik dan
institusi ekonomi agar terhindar dari krisis parah, sehingga dalam perjalanan
menuju 2045 terhindar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap) apalagi negara rentan (fragile state) atau negara gagal (failed state).
Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HMIP) FISIP UI bersama
Generasi Melek Poltik (GMP) menggelar acara seminar dan focus grup discussion (FGD) bertajuk ‘Academia Politica: The Infinity War of Challenges, Talent and Policy in
the Digital Age’ yang dilaksanakan pada 21 November 2019 di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI.
Acara ini dibuat untuk mahasiswa agar dapat memahami tentang dunia politik di Indonesia. Mengundang Faisal Basri (Ekonom dan Politisi) dan Rahayu Sarawati (Politisi) sebagai pembicara serta sebagai moderator Dedek Prayudi (Politisi dari partai PSI) di acara Academia Politica. Dalam acara ini para peserta dapat belajar membuat kebijakan publik di dampingi para pembicara dalam sesi FGD dan diskusi.
Generasi Melek Politik (GMP) merupakan sebuah organisasi bagi para millenial yang ingin belajar dan terlibat pada persoalan politik lebih mendalam. Tujuan GMP adalah mewujudkan generasi muda yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekosistem politik Indonesia.
GMP ingin mengajak generasi muda untuk partisipasi aktif mendorong partisipasi politik informal dan formal anak muda, menjadi wadah penyambung anak muda dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah lewat Millennial Manifesto, serta kaderisasi dan representasi menyiapkan pemimpin politis dan pemerintahan masa depan yang menganut nilai keberagaman serta good citizenship.
GMP juga memiliki visi utama yaitu untuk meningkatkan partisipasi dan representasi generasi muda dalam politik dan pemerintahan dari tingkat lokal sampai dengan nasional. Kami ingin menjadikan politik ramah bagi millennial, agar millennial peduli politik dan menjadi pemimpin dalam ligkungannya secara politis dengan membawa nilai good governance dan progresifitas.
Rahayu Sarawati menjelaskan, “formulasi sebuah kebijakan, apapun kebijakan yang dibuat harus dikaji terlebih dahulu. Formulasi sebuah kebijakan juga harus mempunyai 5 unsur yaitu penyusunan agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan”.
Evaluasi kebijakan juga menjadi tugas
DPR sekaligus masyarakat untuk melihat apakah pemerintah sebagai eksekutor betul-betul
melakukan implementasi. Dalam pembuatan kebijakan, para pakar diminta untuk
memberi masukan, tidak mungkin DPR membuat kebijakan sendiri. Tanpa pemerintah
terlibat dalam pembahasan Daftar Investarisasi Masalah (DIM) tidak mungkin kebijakan
disahkan.
Kampus UI Depok Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia