Fokus pertumbuhan pembangunan dan infrastuktur yang terpusta di Jawa membuat ketimpangan sosial di daerah. Ketimpangan jumlah penduduk salah satunya. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dari zaman kolonial, misalnya transmigrasi. Namun, perpindahan melalui transmigrasi tidaklah natural dan timbul masalah-masalah baru. Misalnya warga yang dipindahkan susah mendapat pekerjaan. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Sumatera bisa menjadi soslusi atas masalah distribusi penduduk di Indonesia.
Kelapa sawit dan ketimpangan sosial di daerah di atas menjadi salah satu topik bahasan dalam diskusi bertema Produksi Sawit Indonesia dan Iau Persaingan Minyak Nabati Global: Tinjauan Ilmu Ilmu Sosial. Diksusi ini diadakan oleh Laboratorium Pembangunan Integrasi bekerjasama dengan Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial FISIP UI, dan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute.
Diskusi digelar pada Rabu (13/9) bertempat di Auditorium Juwono Sudarsono. Hadir sebagai pembicara utama, Dr. Ir. Tungkot Sipayung, seorang peneliti dan pernah menjabat sebagai Asisten Khusus Menteri Bidang Pertanian yang fokus meneliti tentang kelapa sawit dan minyak nabati dunia.
Hadir sebagai pembahas, dosen-dosen dan profesor ilmu-ilmu sosial. Diantaranya Shofwan Al Banna MA, Ph.D, dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, yang membahas tentang tantangan diplomasi Kelapa Sawit, Athor Subroto S.E., M.M., M.Sc., Ph.D., dosen Departemen Manajemen FEB UI, yang membahas Kelapa Sawit dan Ketimpangan Sosial di Daerah, dan Riaty Ruffiudin, Ph.D, dosen Departemen Ilmu Politik, yang membahas tentang produksi sawit dan politik lokal.
Hadir pula guru besar Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI, Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc. Beliau membahas tentang perlindungan manusia, kesehatan, dan ekologi pemukiman.