Permasalahan lingkungan menjadi salah satu hal yang paling utama dan paling diperhatikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Setiap elemen masyarakat mulai menyadari bahwa Bumi memang tidak sedang dalam keadaan baik, harus melakukan tindakan untuk menyelamatkan Bumi kita bersama. Kata “hijau” atau “green” telah menjadi sebuah trend baru dalam setiap keseharian manusia sekarang ini. Aspek lingkungan pun menjadi salah satu acuan dasar dalam setiap proses pembangunan.
Perguruan Tinggi merupakan tempat dimana para terpelajar dididik dan didewasakan agar dapat memberi solusi dalam suatu permasalahan bangsa. Tingkat kemajuan suatu Negara dapat dilihat dari kualitas perguruan Tingginya. Oleh karena itu, sudah seharusnya sebuah perguruan tinggi menjadi ujung tombak terdepan dalam menyelesaikan suatu permasalahan bangsa, termasuk permasalahan lingkungan.
Eco-Campus merupakan sebuah sistem manajemen lingkungan yang berkelanjutan untuk mewujudkan FISIP UI sebagai kampus yang berwawasan lingkungan dan bertujuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi. Telah banyak kampus di Negara lain (Amerika, Inggris, Jepang) yang menerapkan konsep Eco-Campus atau Green Campus dalam setiap aspek pengelolaannya. Eco-Campus merupakan solusi yang paling tepat dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi terutama akibat dari keberlangsungan perguruan tinggi yang bersangkutan.
FISIP UI pada dasarnya merupakan sebuah perguruan tinggi yang dibangun dengan mengusung banyak aspek “green” di dalamnya. Bila kita masuk melalui pintu gerbang depan dan berjalan sepanjang jalan utama kampus, maka akan kita rasakan bahwa FISIP UI merupakan kampus yang rindang, kampus yang memilki banyak pohon di dalamnya
Sampah merupakan permasalahan klasik yang kerap timbul dalam kehidupan sehari-hari kita. Kampus sebagai suatu Lembaga/ Institusi yang fungsi utamanya menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat, tentunya dalam semua kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan kertas yang cukup banyak bahkan cenderung sangat boros. Selain kertas, kampus juga turut menghasilkan sampah baik itu sampah organik maupun non organik yang berasal dari ruangan kantor dan kantin-kantin yang menghasilkan sisa makanan/ minuman. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya volume sampah.
Berikut ini adalah beberapa permasalahan mengenai pengelolaan sampah di kampus Universitas Indonesia yaitu:penggunaan kertas yang berlebihan dalam proses pendidikan dan administratif, pada saat penggandaan soal UTS/UAS, tugas perorangan/ kelompok masih banyak yang menggunakan hardcopy, dll.
Maka dari itu sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan di FISIP UI terutama permasalahan sampah,Tupperware memberikan sumbangan tempat sampah yang berjumlah 100 unit. Tentu kontribusi dari Tupperware ini menggembirakan bagi sivitas akademika. Hal ini tersirat dari pernyataan Dekan FISIP UI Dr.Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc, dalam acara Talk Show Eco Living Green Campus (23/05). “Kepedulian Tupperware ini patut di apresiasi, dikarenakan pihak luar kampus saja begitu peduli akan kondisi sampah FISIP, maka kita pun harus merubah kesadaran untuk ikut serta dalam mengurangi produksi sampah dan membuang sampah pada tempatnya, Pengelolaan sampah di UI masih bersifat konvensional, tidak terintegrasi dan tidak terkoordinasi serta menggunakan sistem “kumpul-angkut-buang” dan belum seluruhnya dilakukan pemilahan sampah”. Oleh karena itu Dekan FISIP UI mengharapkan, segenap sivitas akademika dapat mengurangi produksi sampah dengan adanya sumbangan tempat sampah dari Tupperware ini.