Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Internasionalisasi Pendidikan menghadirkan Former President, PCST Global Network for Science Communication, Prof. Cho Sook Kyoung, dalam kuliah tamu bertajuk “Sains, Budaya, dan Komunikasi Sains untuk Masyarakat AI”, pada Rabu (8/10), di Balai Sidang UI, Depok.
Kuliah umum ini bertujuan untuk memperluas wawasan sivitas akademika mengenai hubungan perkembangan sains dan budaya dalam era kecerdasan buatan, serta meningkatkan kemampuan komunikasi sains agar hasil riset dan inovasi dapat dipahami, diakses, dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Dalam kuliah umum itu, Prof. Cho—yang merupakan akademisi terkemuka di bidang komunikasi sains dan teknologi energi—membahas perkembangan historis AI, evolusinya, dan implikasinya bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya komunikasi sains. “Misi utama mengingatkan kita bahwa komunikasi sains bukanlah pilihan. Ini adalah keharusan dan esensial yang memungkinkan masyarakat untuk menjembatani kesenjangan antara ahli dan warga,” ujarnya.
Prof. Cho menyoroti adanya tantangan yang ditimbulkan oleh AI, termasuk konsumsi energi, disinformasi, dan kepercayaan publik. Untuk itu, pendekatan komunikasi sains perlu mempertimbangkan konteks budaya, terutama di Asia, karena nilai-nilai, norma sosial, dan cara pandang masyarakat terhadap ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi oleh tradisi, kepercayaan, serta struktur sosial yang beragam.
Setelah mengikuti kuliah ini, para mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi pengguna AI yang cerdas, tetapi juga komunikator yang bijaksana dan inovator yang bertanggung jawab. Kuliah umum Sains, Budaya, dan Komunikasi Sains untuk Masyarakat AI ini di moderatori oleh Whisnu Triwibowo, Ph.D (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI).







