Pertukaran Kepentingan Dalam Persahabatan Lembaga Intelektual Muslim

INSISTS (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations), sebuah lembaga intelektual Muslim Indonesia yang berfokus pada Islamisasiilmu pengetahuan. INSISTS didirikan pada 2003 di Kuala Lumpur. Fenomena INSISTS menarik karenaberhasil menyatukan aktor dari berbagai organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, danPERSIS.

Yanuardi Syukur mengangkat judul disertasi “Berjuang Untuk Islam: Pertukaran Kepentingan Dalam Persahabatan Intelektual Muslim Institute For The Study Of Islamic Thought And Civilizations (INSISTS)”. Yanuardi resmi mendapatkan gelar Doktor Antropologi dari FISIP Universitas Indonesia pada Selasa (01/06) di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI.

Menurut Yanuardi, persahabatan lintas organisasi ini merepresentasikan solidaritas ideologis yangmelampaui perbedaan primordial. Dinamika ini relevan dalam studi anthropology of friendship, terutama dalam konteks persahabatan yang terus berkembang pascakembali keIndonesia.

“Interaksi di INSISTS mencerminkan adanya tiga jenis kepentingan dalam relasi sosial, yakni emosional, instrumental, dan intelektual. Ketiganya berkontribusi dalam membentuk jaringan persahabatan yang mendukung agenda Islamisasi ilmu pengetahuan. Visi bersama ini berhasil menundukkan kepentingan primordial dari masing-masing latar belakang organisasi,” jelasnya.

Yanuardi mengatakan bahwa dominasi common interest atas primordial interest dalam INSISTS memperlihatkan bahwa solidaritas ideologis dan intelektual menjadi kekuatan utama dalam membangun gerakan sosial-intelektual ini. Komitmen terhadap Islamic worldview dan proyek Islamisasi ilmu menjadi pengikat utama dalam membentuk dan mempertahankan ikatan antar aktor.

Disertasi ini mengkaji mekanisme pertukaran kepentingan dalam interaksi antaraktor di organisasi gerakan sosial-intelektual keagamaan INSISTS. “Temuannya menunjukkan bahwa aktor-aktor INSISTS cenderung mengalahkan primordial interest demi meraih common interest bersama,” ujarnya.

Tiga bentuk kepentingan yang dipertukarkan antar aktor adalah: emosional, intelektual, dan material, yang diklasifikasikan menjadi pertukaran: (1)emosional-intelektual dengan emosional-intelektual;(2)emosional-intelektual-material dengan emosional-intelektual; dan (3)emosional-intelektual-material dengan emosional intelektual-material.

Yanuardi menggunakan analisis konsep mutuality of being untuk memahami dimensi religius dalam relasi antaraktor yang bersifat intrinsik, serta memperkenalkan konsep baru mutuality of struggling together dan berargumen bahwa relasi antar aktor dibangun atas dasar mutualitas praktis-ideologis dan bukan sekadar kedekatan emosional atau ikatan biologis.

“Disertasi ini berargumen bahwa intersubjective belonging, yakni rasa saling memiliki dan memperkuat antaraktor, berperan penting dalam menjaga mutuality of being keberlangsungan organisasi dan pencapaian tujuan bersama,” jelas Yanuardi.

Selanjutnya Yanuardi menjeklaskan, disertasi ini mengembangkan pemahaman tentang mutuality of being dengan memperkenalkan konsep mutuality of struggling together, yang menyoroti bahwarelasi antaraktor INSISTS tidak semata dibangun atas dasar kedekatan emosional ataueksistensial, melainkan terutama melalui keterlibatan bersama dalam perjuangan kolektifyang bersifat mutualitas praktis-ideologis.

Lebih lanjut Yanuardi menyatakan, relasi ini tercermin dalam pertukarankepentingan emosional, intelektual, dan material yang berlangsung dalam kerangka tujuanbersama, yaitu menyebarluaskan pandangan dunia Islam dan menghadapi tantanganpemikiran liberal-sekular.

“Para aktor yang berasal dari latar belakang sosial dan organisasiyang beragam menunjukkan kesediaan untuk mengesampingkan kepentingan primordial demi mendukung visi kolektif Islamisasi ilmu,” ujarnya.

Yanuardi menekankan oleh karena itu, mutuality of struggling together memberikan perluasan terhadap konsep mutuality of being dengan menekankanpentingnya solidaritas ideologis yang terwujud melalui kerja intelektual bersama dalamdinamika gerakan Islam kontemporer.

Kontribusi utama disertasi ini adalah memperkaya kajian anthropology of friendship, terutama dalam konteks organisasi gerakan sosial Islam yang selama ini kurang disentuh. Studi ini juga membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara organisasi intelektual-keagamaan dengan dinamika sosial-budaya yang melatarbelakanginya.

Related Posts

Hubungi Kami

Kampus UI Depok
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424 Indonesia
E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 7270 006
Fax.: (+62-21) 7872 820
Kampus UI Salemba
Gedung IASTH Lt. 6, Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430 Indonesia

E-mail: fisip@ui.ac.id
Tel.: (+62-21) 315 6941, 390 4722

Waktu Layanan

Administrasi dan Fasilitas
Hari : Senin- Jumat
Waktu : 08:30 - 16:00 WIB (UTC+7)
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB (UTC+7)

Catatan:
*) Layanan tutup pada hari libur nasional, cuti bersama, atau bila terdapat kegiatan internal.