Rabu (28/10/2015) telah berlangsung acara puncak dari FISIP Trashformation yaitu FISIP TrashDay. FISIP Trashformation merupakan program kerja dari Departemen Sosial Masyarakat BEM FISIP UI 2015 yang berfokus pada masalah lingkungan. FISIP TrashDay terdiri dari tiga mata acara yaitu seminar dengan tema “Krisis Sosial-Ekologis”, pameran komunitas oleh Transformasi Hijau dan Earth Hour Depok, dan lokakarya oleh Transformasi Hijau.
- SEMINAR
Seminar FISIP TrashDay berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI. Pada pukul 10.13 WIB seminar dibuka oleh pembawa acara, Bryan Adam Sampurna dan Dania Anisa Najmi. Acara kemudian dilanjutkan sambutan dari Ketua Pelaksana FISIP Trashformation, Rindu Aninditha Putri, Ketua BEM FISIP UI 2015, Faris Muhammad Hanif, dan Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan FISIP UI, Cecep Hidayat.
Setelah Aditya Fathurrahman Ilmu Politik 2012 selaku moderator memperkenalkan diri dan memberikan sedikit penjelasan tentang tema seminar ini, yaitu “Menyingkap Kabut: Di Balik Penyulut Asap Sumatera-Kalimantan Dilihat dari Perspektif Sosial-Ekologis”, seminar dilanjutkan dengan presentasi dari pembicara pertama yaitu Hendro Sangkoyo selaku Kepala Sekolah Terbuka Ekonomika Demokratik. Presentasi Hendro berjudul “Prospek Kehidupan Kita di Bumi; Dekolonisasi Tuturan tentang Krisis”. Dalam presentasinya, Hendro menjelaskan bahwa krisis yang kita bicarakan ini adalah krisis yang belum mendapatkan jalan keluar. Formasi kehidupan diubah oleh kegiatan-kegiatan manusia. Sekolah Terbuka Ekonomika Demokratik sendiri pernah melakukan riset sistematis tentang konsumsi energi dan ditemukan bahwa Hutan Amazon yang merupakan cadangan hutan terbesar di dunia sekarang sedang dibangun 60 dam baru. Selain itu, pembangunan Mass Rapid Transit di salah satu rute transportasi di Jakarta yang jaraknya 6,3 km memakan pasokan daya sama dengan pasokan daya untuk seluruh Kalimantan Timur. Hal tersebut menunjukkan bahwa alam dieksploitasi tanpa ada upaya besar untuk menjaga keseimbangannya.
Presentasi kedua dibawakan oleh Melanie Subono selaku aktivis sosial di bidang lingkungan dan HAM. Presentasi Melanie dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada peserta seminar tentang apa itu krisis ekologi dan mengapa mereka ingin datang ke seminar ini. Melanie pun memberikan kit dari Tupperware untuk peserta yang bersedia memberikan jawabannya. Presentsi Melanie dilanjutkan dengan pemaparannya tentang pandangannya bahwa kita harus menjadi orang yang bijak dan pengguna yang cerdas. Kita tidak boleh sekadar berteriak menyalahkan pemerintah tentang kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan jika kita masih memakai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang menyebabkan kebakaran hutan, seperti minyak goreng karena dihasilkan dari kelapa sawit, kosmetik, dan lain-lain. Oleh karena itu, kita harus bersatu dan melawan dengan cara menjadi cerdas, yaitu mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi masalah.
Di antara jeda antara pembicara seminar pertama dan kedua dengan pembicara ketiga dan keempat, terdapat presentasi dari pihak Tupperware sebagai sponsor utama acara FISIP Trashformation. Presentasi yang dibawakan berjudul “Gaya Hidup Hijau” oleh Ina Fauzia. Tupperware menyuarakan kampanye gaya hidup hijau karena pemanasan global sudah ada di depan mata.
Pembicara ketiga dalam seminar ini adalah Widodo Sambodo selaku Direktur Kemitraan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Widodo menuturkan, kebakaran hutan yang terjadi saat ini dikarenakan oleh pembukaan lahan untuk pertanian dengan cara membakar hutan. Pemerintah telah mengerjakan apa yang betul-betul dibutuhkan untuk mengatasi kebakaran hutan ini. Namun, terkadang pemerintah baru bergerak setelah mahasiswa bergerak. Dalam presentasinya, Widodo menghimbau pemuda untuk menjadi watchdog pemerintah dengan menyuarakan pola pembangunan yang pro rakyat karena sumber daya ini juga untuk generasi berikutnya.
Presentasi keempat oleh Amri Mushlih selaku aktivis penggerak #MelawanAsap UI. Presentasinya yang berujul “Kabut Asap: Wafatnya ‘Sang Garuda’” menghubungkan peristiwa kabut asap ini dengan tujuan negara Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Ke-4. Dengan adanya kabut asap ini, tujuan negara ini dapat dikatakan belum tercapai. Amri Mushih menyarakan beberapa solusi untuk mengatasi kebakaran hutan ini, di antaranya perbanyak posko kesehatan dan gratiskan biaya kesehatan bagi korban, menuntut pertanggungjawaban perusahaan yang lahannya dibakar ataupun terbakar, dan mengambil alih lahan terbakar untuk reforestasi.
Setelah selesai dengan sesi presentasi, maka dibuka sesi pertanyaan oleh tiga orang penanya. Seminar pun diakhiri rangkuman singkat dari moderator pada pukul 13.30, serta pemberian plakat dan bingkisan untuk pembicara. Peserta yang hadir pun masing-masing mendapatkan sebuah kit dari Tupperware.
- LOKAKARYA
Lokakarya ‘Kelas Ubah Sampah’ yang diadakan pada FISIP TrashDay ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin meningkatkan kreativitasnya dalam mengubah berbagai benda tidak terpakai menjadi barang yang bernilai ekonomis dan menarik. Lokakarya terdiri dari dua sesi, yaitu pukul 12.00-13.00 dan 14.00-15.00 bertempat di Plasa FISIP UI. Sesi pertama diisi dengan kegiatan mendaur ulang kaos bekas menjadi t-shirt bag multifungsi yang dipandu oleh panitia. Sedangkan sesi kedua diisi dengan kegiatan membuat keranjang dari koran yang dipandu oleh komunitas Transformasi Hijau. Meskipun peserta lokakarya terbilang tidak terlalu banyak jumlahnya, namun peserta lokakarya terlihat sangat antusias membuat kerajinan tangan dari benda yang sudah tidak terpakai.
- PAMERAN KOMUNITAS
Dalam pameran ini FISIP Trashformation mengundang beberapa komunitas pecinta lingkungan, yaitu Transformasi Hijau dan Earth Hour Depok untuk memamerkan produk komunitasnya. Pameran ini diadakan sebagai bentuk apresiasi bagi komunitas-komunitas yang telah bekerja sama dengan FISIP Trashformation. Pameran ini diadakan di Selasar Gedung C FISIP UI dengan tambahan penuansaan berupa pohon asa sebagai tempat pengunjung menuliskan harapannya terhadap lingkungan. Penuansaan hari itu juga ditambah dengan adanya dekorasi di selasar Koentjaraningrat berbahan dasar botol plastik bekas yang disulap menjadi labirin yang dihias dengan foto-foto dokumentasi kegiatan FISIP Trashformation, mulai dari Bank Sampah Plastik, 10 untuk 1, dan pre-event FISIP TrashDay pada 25 Oktober 2015 lalu berupa kampanye peduli lingkungan di Bundaran Hotel Indonesia. (DEPARTEMEN SOSIAL MASYARAKAT BEM FISIP UI 2015)